Gereja Tua 'Disulap' Jadi Arena Skateboard Keren

Berkat kreativitas seniman dan anak muda kreatif, sebuah bangunan tua tak terurus menjadi arena skateboard bergaya terkini.

oleh Indy Keningar diperbarui 18 Des 2015, 07:00 WIB
Diterbitkan 18 Des 2015, 07:00 WIB
Keren, Gereja Tua 'Disulap' Jadi Taman Skateboard
Berkat kreatifitas seniman dan anak muda kreatif, sebuah bangunan tua tak terurus menjadi arena skateboard bergaya terkini.

Liputan6.com, Llanera - Bangunan yang terabaikan bisa juga dimanfaatkan kembali, seperti gereja yang diubah menjadi taman skateboard bergaya masa kini dan dihiasi mural.

Didesain oleh arsitek Asturia Manuel el Busto pada 1912, gereja di Santa Barbara, Llanera, terabaikan selama bertahun-tahun dan mulai runtuh karena tak terurus, menurut This is Collosal, Kamis (17/12/2015).

Cahaya matahari menembus lewat jendela tinggi gereja, (foto: This is Colossal)

Beruntungnya, di tangan sekelompok orang muda yang menyebut diri mereka sebagai 'Church Brigade', dibantu dengan pendanaan online dari Red Bull, gereja tua itu kini telah 'disulap' menjadi taman skateboard yang dibuka untuk umum, dan mendapat nama baru, Kaos Temple.

Landasan skateboard dibangun di lantai gereja, namun pembangunan tak sampai situ. (foto: This is Colossal)

Landasan skateboard kayu kini menutupi sebagian besar lantai gereja, tapi perombakan gereja tak berhenti sampai di situ.

Arena skateboard dihiasi oleh mural indah karya Okuda San Miguel. (foto: This is Colossal)

Mereka tak hanya mengubahnya menjadi arena skateboard, seniman Okuda San Miguel turut menyumbangkan kemampuannya dengan menghiasi seluruh ruangan dengan karya mural berwarna-warni. Karya seni berbentuk geometris menjadi gaya gambar San Miguel itu menggunakan warna-warna pelangi, menghias dinding dan langit-langit gereja.

Hampir semua permukaan datar ditutupi dengan warna-warna cerah, disinari cahaya yang menerobos masuk melalui jendela kaca tinggi. Menjadikan lokasi tersebut menyenangkan untuk berselancar.

Seluruh permukaan datar ruangan ditutupi mural. (foto: This is Colossal)

Karya 'Kaos Star' buah tangan San Miguel merupakan representasi ulang gereja dan seluruh referensi artistik dan budaya di abad ini.

Mural karya Okuda San Miguel merepresentasikan kompas penunjuk arah. (foto: This is Colossal)

"Kaos Star merepresentasikan 'kompas' berwarna-warni dan isometrik yang memiliki pesan, bahwa tak peduli siapa pun Anda, atau apa yang Anda lakukan, yang terpenting adalah tujuan Anda sendiri." begitu tulis laman Kaos Temple di Verkami. (*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya