Protes Bau Tak Sedap Stasiun Bawah Tanah, Seniman 'Tempel' Parfum

Seorang seniman ciptakan poster yang menjadi bentuk protes terhadap bau tak sedap stasiun bawah tanah New York.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 11 Feb 2016, 14:39 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2016, 14:39 WIB
Cara Unik Protes Bau Kereta Bawah Tanah
Poster memprotes bau di jaringan layanan angkutan umum bawah tanah. (Sumber Untapped Cities)

Liputan6.com, New York - Bagi New Yorkers alias penduduk kota itu, dapat dengan mudahnya menjelaskan betapa tidak mengenakkan aroma di stasiun, gerbong, dan jaringannya.

Sejumlah upaya memang telah dilakukan untuk memperbaiki masalah itu. Bahkan dengan cara yang mengundang perdebatan, seperti meniadakan tempat pembuangan sampah di stasiun.

Dikutip CityLab, Kamis (11/2/2016), Angela H. Kim, seniman dan mahasiswi School of Visual Arts, menggunakan cara unik untuk memerangi keadaan yang tak menyenangkan itu.

Sejak Desember lalu, Kim telah menempelkan sejumlah poster scratch-and-sniff (usap-dan-hirup) untuk mengingatkan pengguna layanan angkutan terhadap aroma yang tak menyenangkan di stasiun.

Poster itu menjadi bagian tugas sekolah dan dibuat serupa dengan pengumuman-pengumuman dari stasiun Metropolitan Transportation Authority (MTA)

Namun yang membedakan dari poster MTA, pemberitahuan buatan Kim memiliki sejumlah kertas beraroma, dari vanila, lavender, anggrek, magnolia, dan akar umbi.

Seorang mahasiswi menggunakan cara tersendiri untuk mengajukan protes adanya bau di stasiun kereta bawah tanah. (Sumber untappedcities.com)

Pesan pada poster tertulis ‘If You Smell Something, Smell Something Else’-- ‘Kalau Anda Mencium Sesuatu, Hirup Aroma Lainnya’.

Kalimatnya merupakan parodi dari poster MTA yang berbunyi, ‘If You See Something, Say Something’-- 'Kalau Melihat sesuatu, Laporkan.'

Warga keturunan Korea yang tinggal di kawasan Queens itu mengandalkan pelayanan kereta bawah tanah selama bertahun-tahun tanpa mengeluh, karena sudah terbiasa.

Ide muncul ketika mendapatkan tugas kuliah, ia teringat bau tak sedap di jaringan layanan angkutan umum tersebut.

“Itu seperti sesuatu ketika kamu sadari, dan akan selalu teringat,” katanya.

Setelah memasang poster-posternya, Kim menjauh untuk melihat reaksi orang-orang.

Kepada CityLab, Kim mengatakan, “Saya melihat reaksi positif, banyak orang mengatakan, ‘oh, itu benar.’”

Seorang mahasiswi menggunakan cara tersendiri untuk mengajukan protes adanya bau di stasiun kereta bawah tanah. (Sumber untappedcities.com)

Poster-poster mahasiswi itu juga mengutip faktual bahwa pada tahun 2013, MTA telah menaikkan ongkos perjalanan tunggal menjadi US$2,50 (Rp 33.475) dari US$2,00 (Rp 26.780 ). Dan pada Maret 2015, ongkos itu naik menjadi US$2,75 (Rp 36.822). Secara mengherankan, kendati ongkos pelayanan naik, jumlah pegawai kebersihan berkurang hingga 48%.

Scott Stringer, pengawas kota New York mengatakan “bau yang membuat mual jutaan pengguna tak sepantasnya ada dalam kota kelas dunia.”

Menurut UntappedCities, Kim akan memasang lebih banyak poster di stasiun bulan ini, selain sejumlah poster yang sudah ada di stasiun-stasiun Canal Street, Union Square, dan Herald Square.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya