Liputan6.com, Jakarta - Setelah menemukan bangkai dua singa gua dari Zaman Es dalam keadaan utuh, ilmuwan di Rusia kini sedang melakukan upaya untuk melakukan kloning kucing-kucing besar tersebut.
Penemuan dari era prasejarah itu didapatkan tahun lalu di Republik Sakha bagian timur Siberia, di mana suhu yang luar biasa dingin mengawetkan hewan tersebut dalam kondisi yang relatif baik.
Baca Juga
Dr Albert Protopopov, kepala departemen penelitian fauna mammoth dari Yakutian Academy of Sciences mengatakan, anak-anak singa gua ditemukan dalam keadaan utuh dengan keseluruhan anggota tubuh mereka-- bulu, telinga, jaringan lunak dan bahkan kumisnya.
Advertisement
Peneliti proyek Rusia danKorea Selatan --Joint Foundation of Molecular Paleontology at North East Russia University -- berharap mereka bisa mengekstrak DNA yang cukup dari bangkai untuk 'menghidupkan' kembali hewan-hewan yang sudah punah itu.
Baca Juga
Dilansir, News.com.au, Minggu (6/3/2016), salah satu anggota tim bernama, Semyon Grigoriev, sekarang ini juga sedang melakukan penelitian kloning mammoth berbulu dengan proses yang sama.
Dr Protopopov mengungkapkan bahwa anak-anak singa gua masih berusia satu atau dua minggu dan mati ketika sang induk menyembunyikan mereka di dalam gua dari predator lainnya.
"Tak diragukan lagi, ini sangat sensasional," ungkapnya. "Salah satu anak singa akan digunakan untuk pengkloningan, sementara yang lagi akan dipajang di museum," ungkapnya.
Peneliti akan kembali mengunjungi gua di mana anak-anak singa ditemukan untuk melakukan ekskavasi lanjutan terhadap bangkai anak singa atau bahkan induknya.
Pada zaman dahulu kala, singa gua berkeliaran di muka Bumi dari Inggris hingga bagian timur Rusia, hingga kepunahan mereka pada 10.000 tahun lalu.
Menurut dugaan, jenis mereka mati karena penurunan tingkatan mangsa seperti rusa dan beruang gua.