Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan pesawat Malaysia MH370 belum juga diketahui, meski hilang nyaris 2 tahun sejak 8 Maret 2014. Kendati demikian, Kepala Otoritas Penjelajah Samudra Hindia untuk pencarian MH370 dari Australia, Martin Dolan, yakin kapal terbang itu akan ditemukan.
Ia yakin bahwa pesawat itu akan ditemukan 4 bulan mendatang. Menurutnya, pencarian yang memakan biaya jutaan dolar itu sudah memasuki tahap terkahir.
Pada 8 Maret 2014, pesawat MH370 hilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Beijing dengan mengangkut 227 penumpang dan 12 awak. Puing pesawat tersebut kemudian ditemukan di sebuah pulau terpencil yang terletak di Samudra Hindia, Réunion, pada Juli lalu.
Advertisement
Dua puing yang juga diduga merupakan bagian dari pesawat, ditemukan kembali di Pulau Réunion dan Mozambik. Namun hal tersebut belum dikonfirmasi apakah betul logam itu milik MH370.
Sejak 31 Maret 2014, Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) telah memimpin upaya pencarian pesawat. Peneliti memperkirakan bahwa penyebab paling mungkin hilangnya pesawat karena tidak ada seorang pun yang memegang kendali ketika pesawat 'meluncur' bebas, atau yang mereka sebut sebagai 'penerbangan hantu'.
Salah satu skenario jatuhnya pesawat menurut ATSB adalah, setelah kehabisan bahan bakar, pesawat tersebut jatuh di Samudra Hindia bagian selatan, di lepas pantai Australia Barat. Hal tersebut dikutip dari The Guardian pada Senin (7/3/2016).
Pada bulan ini, empat kapal telah mencari lebih dari 85.000 kilometer persegi dari total 120.000 km persegi di dasar laut tanpa keberhasilan. Dolan memperkirakan, dari 30.000 km persegi laut yang belum ditelusuri, kemungkinan pesawat tersebut berada di sana dan akan ditemukan sekitar bulan Juli.
"... Kami telah menjelajah hampir tiga perempat area pencarian dan belum menemukan pesawat di wilayah itu. Kemungkinan pesawat tersebut berada di daerah yang belum kami jelajahi," ujarnya.
Zona pencarian yang berukuran dua kali luas Tasmania, menunjukkan kemungkinan besar pesawat dapat ditemukan. "Kami sekarang tahu bahwa ada beberapa tempat di mana pesawat tak dapat ditemukan, tapi hal itu tak mengubah kemungkinan bahwa pesawat berada di seluruh daerah pencarian," ujar Dolan.
Kompleksitas yang ada di dalam area pencarian sangat besar. Wilayah tersebut dapat ditempuh dengan berlayar selama enam hari dari pantai terdekat yang belum terpetakan, dengan kedalam sekitar 6.000 meter dengan pegunungan bawah laut, jurang dalam dan curam hingga sedalam 2.000 m.
Mengingat ketidakpastian tersebut, Dolan tak dapat secara spesifik menyebutkan kapan pencarian akan selesai. Tapi dia tetap optimis, "Kami masih punya beberapa area untuk dijelajahi, termasuk beberapa daerah yang dinilai sangat prospektif untuk menemukan pesawat..."
"Kami akan mencari secara teliti dan saya berharap ketika di percakapan berikutnya sudah membahas tentang penemuan pesawat."
Teori Penyebab Hilangnya MH370
Keyakinannya bukan tanpa alasan. Dolan mendasarkan kepercayaan dirinya tersebut dari analisis kuat dari para peneliti yang didasarkan pada komunikasi terakhir pesawat itu.
Apa yang terlihat seperti bahasa teknis yang tak jelas, sebenarnya hal itu menyatakan proposisi yang dapat dipercaya.
Di situlah ATSB sedang mengkomunikasikannya dengan orang awam. "Dan itu alasan mengapa selalu ada orang yang tak mengerti dengan baik mengapa kita sangat yakin dengan apa yang kita lakukan sekarang."
"Model yang dikeluarkan oleh ATSB mungkin sempurna, namun hanya seakurat data inputnya. Dan itulah di mana pendekatan satu tujuan yang dimiliki ATSB gagal," ujar jurnalis Jeff Wise, yang juga merupakan anggota dari Independent Group (IG) of professionals yang melakukan tugas untuk mencari MH370.
Walaupun 'ghost flight' yang dikemukakan ATSB merupakan teori yang paling sederhana dan masuk akal, namun konsep tersebut bukanlah satu-satunya.
"ATSB telah menghabiskan dana hingga US$ 130 juta atau setara dengan Rp 1,697 triliun untuk menguasainya," ia berkata. "Dan sebagai hipotesis yang lebih masuk akal menguasai, kita harus bergerak lebih untuk melihat ke dalam daftar, mana yang lebih tidak terpikirkan."
Salah satu teori tersebut adalah bahwa sistem pesawat itu dirusak sehingga yang terlihat hanya arah menuju ke selatan. Hal tersebut merupakan bagian dari Hipotesis Wise. Pada blog nya, ia memposting bahwa pesawat itu dibajak dengan instruksi dari Vladimir Putin.
Teori yang terdengar seperti gurauan itu dihargai namun tak ada yang berpindah di antara anggota IG. "Keyakinanku masih mengatakan bahwa aku benar, namun otak saya tahu lebih baik daripada aku harus percaya pada keyakinanku," tulisnya dalam New York magazine.
Peneliti Independen, Ricahrd Cole dan Brock McEwen, yang menandai pengawasan jelas dengan ATSB, awalnya diberi tahu bahwa kawasan itu telah diperhitungkan.
Namun pada tanggal 3 Desember, direktur operasional program pencarian, Peter Foley memberi tahu untuk memperbaiki pernyataan tersebut. Ia menjelaskan bahwa area sepanjang 80 km yang terlewat, akan ditelusuri kembali.
"Hal tersebut kemudian dipindai kembali," ujar Cole, meskipun tak ada bukti yang menunjukkan bahwa itu merupakan hasil kerjanya maupun McEwen.
Dolan mengatakan bahwa pendekatan milik ATSB telah dinamis, transparan, dan diinformasikan oleh korespondensi dengan IG."Mereka memberikan kritik dan pertanyaan yang sangat berharga bagi kami. Itu merupakan salah satu komponen dari keajaiban internet."
"Kami akan mendengarkan siapa pun, tetapi semakin mereka bersikeras pada hal-hal yang tak sesuai dengan fakta, maka semakin sedikit kita akan memberikan perhatian."
Perkembangan yang paling menjajikan dalam beberapa waktu ini dibuat oleh seorang pengacara berusia 58 tahun dari Seattle, Washington, yang tak memiliki keahlian profesional dan ilmu relevan.
Pria bernama Blaine Alan Gibson telah menghabiskan banyak waktu dengan berpergian di wilayah Samudra Hindia, dengan tujuan untuk memecahkan misteri MH370. Pada tanggal 27 Februari, ia menemukan sepotong logam dengan panjang 1 meter terdampar di Mozambik.
Benda tersebut akan segera tiba di Canberra untuk dilakukan pengujian. Dolan mengatakan ia tak dapat berkomentar mengenai hal tersebut selain mengatakan 'tentu sangat tertarik' sebelum puing-puing tersebut teridentifikasi.
Lokasi penemuan puing tersebut, setidaknya konsisten dengan analisa yang pernah dibuat. Terkait hal itu, Menteri Transportasi Malasia mengatakan ada kemungkinan besar puing itu adalah milik pesawat Boeing 777.
Berdasarkan pengalaman dari penemuan puing pesawat yang lain, Dolan memperingatkan agar tak berharap terlalu tinggi. Walaupun logam tersebut diketahui milik MH370, tapi tidak akan selalu menunjukkan di mana letak pesawat tersebut.
Dengan tidak adanya perkembangan yang signifikan, pencarian MH370 akan berakhir jika area seluas 120.000 km persegi tersebut telah selesai ditelusuri. Dolan mengatakan jika pesawat belum juga ditemuka, maka skenario lain mungkin berlaku.
Salah satu skenario yang mungkin berlaku adalah 'controlled glide' atau pesawat telah 'dikontrol'. Hal itu berarti seseorang telah bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat tersebut dan akan melibatkan daerah pencarian tiga kali lebih besar.
Pemerintah Australia, Malaysia dan Cina telah cukup gamblang mengatakan bahwa biaya yang besar untuk melanjutkan pencarian merupakan sebuah halangan.
Ditemukannya bangkai pesawat atau tidak di dalam sisa area pencarian seluas 30.000 km persegi, penyidik akan harus mengambil bukti yang ada, walaupun tidak substansial, dan mengedepankan dugaan mereka apa yang terjadi di detik-detik terakhir penerbangan MH370.
"Pada titik tertentu, berapapun jumlah dari korban, akan harus dinilai dan ditarik kesimpulan mengenai solusi pemecahan kasus yang masih menjadi misteri ini," kata Dolan.