Menlu RI dan Australia Kutuk Aksi Teroris di Belgia

Menlu Retno mendorong agar dunia tak tinggal diam. Dia menyebut komunitas internasional mesti satu suara menghadapi terorisme.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 23 Mar 2016, 08:35 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2016, 08:35 WIB
Menlu Retno dan Menlu Australia Julie Bishop
Menlu Indonesia, Retno Marsudi berjalan bersama Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop memberikan keterangan pers di Jakarta, Senin (21/3).(REUTERS/Darren Whiteside)

Liputan6.com, Nusa Dua - Konferensi Tingkat Menteri (KTM), Bali Process, hari kedua resmi dibuka. Pertemuan tersebut dilakukan demi membahas penanganan masalah penyelundupan manusia, perdagangan orang, dan kejahatan lintas negara.

Konferensi hari kedua ini dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menlu Australia Julie Bishop. Sebelum pertemuan dimulai, Menlu Retno menyampaikan simpatinya atas serangan bom di Ibu Kota Belgia, Brussels.

"Saya menyampaikan ucapan duka mendalam kepada warga dan Pemerintah Belgia," ucap Retno dalam pidato pembukaannya di Nusa Dua, Bali, Rabu (23/2/2016).


Tak cuma itu, Retno juga mengutuk serangan keji yang menelan korban jiwa warga sipil tersebut. "Kami mengutuk insiden di Brussels," kata mantan Dubes RI untuk Belanda ini.

Atas kejadian ini, Retno mendorong agar dunia tak tinggal diam. Dia menyebut komunitas internasional harus satu suara menghadapi terorisme.

"Kita harus bersatu untuk melawan aksi terorisme yang ada di dunia," ucap Retno.

Senada dengan Retno, Bishop turut meminta dunia berupaya lebih dalam menghadapi aksi yang berlawanan dengan kemanusiaan.

"Kesempatan ini akan saya pakai untuk menyampaikan duka mendalam bagi keluarga, pemerintah, dan kerajaan Belgia," ujar Bishop.

"Kita harus melipatgandakan upaya kita dalam melawan terorisme," demikian Julie Bishop.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya