Liputan6.com, Houston - Penjelajahan ke angkasa luar merupakan perjalanan paling berisiko. Tak pelak, ekspedisi ke luar Bumi ini menjadi ajang pertaruhan nyawa, sebab kondisi antariksa yang sulit diterka. Terhitung, hingga saat ini, hanya sekitar 530 orang yang menjamah bagian luar planet manusia.
Dari sejumlah penjelajahan, ada beberapa di antaranya yang berjalan tidak mulus. Seperti yang terjadi pada misi Apollo 13 ke Bulan, yang membawa tiga astronot Amerika Serikat, yakni James A Lovell, John L Swigert, dan Fred W Haise.
Misi ketiga menuju Bulan yang dimulai pada 11 April 1970 ini mengalami musibah. Ekspedisi yang menargetkan lokasi dataran tinggi Fra Mauro di Bulan ini gagal lantaran terjadi masala pada pesawat ulak-alik.
Dua hari setelah keberangkatan, tangki oksigen di pesawat meledak, ketika Apollo 13 berada di ketinggian 200 ribu mil dari Bumi. Salah satu astronot, Swigert melapor ke Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA di Bumi, Houston. "Ada masalah yang menimpa kami di sini."
Baca Juga
Terjadi gangguan pada pasokan oksigen, listrik, lampu, dan air. Misi pendaratan ke Bulan pun dibatalkan. Ketiga astronot berusaha keras untuk kembali ke Bumi.
Sistem darurat pada Apollo 13 diaktifkan untuk mengatur pendaratan kembali ke Bumi. Ketiga astronot harus berpuasa, karena pasokan air minim. Dan didera krisis banan bakar pada pesawat.
Namun demikian, Dewi Fortuna memihak mereka. Keajaiban terjadi. Pesawat Apollo 13 pada akhirnya berhasil mendarat di Samudera Pasifik dengan selamat, pada 17 April 1970. Demikian seperti dimuat History.com yang Liputan6.com kutip pada Minggu (17/4/2016).
Sejarah lain mencatat pada 17 April 1996, terjadi pembantaian Eldorado dos Carajas. Saat itu, polisi militer Brasil menembaki petani yang tengah berdemonstrasi, mengakibatkan 19 orang tewas dan 60 orang luka berat. Hari ini kemudian diperingati sebagai Hari Perjuangan Tani Internasional. (Naz)