Liputan6.com, Houston - Dari gunung di Islandia hingga kebakaran hutan di California, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyajikan gambaran Bumi yang lain daripada yang lain.
Menggunakan instrumen Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Readiometer (Aster) milik Jepang yang ada di pesawat antariksa Terra -- yang menangkap emisi panas -- NASA menghasilkan 3 juta citra Bumi yang sungguh menakjubkan.
Baca Juga
Kabar gembiranya, foto-foto tersebut dibuka untuk umum, bisa diakses lewat internet.
Advertisement
Baca Juga
Seperti yang dikutip dari Daily Mail, Selasa (5/4/2016), data tersebut dideskripsikan sebagai 'multimodal version of Google Earth' atau Google Earth dalam berbagai mode, di mana orang-orang dapat melihat perubahan lingkungan yang terjadi di suatu wilayah dengan detail luar biasa.
ASTER merupakan alat sensori jauh di satelit Terra yang diluncurkan 16 tahun lalu. Alat tersebut digunakan untuk membuat peta secara detail yanng merekam suhu permukaan, reflektansi, dan elevasi.
Alat sensori jauh itu dapat mengambil gambar Bumi dengan resolusi tinggi dalam 14 panjang gelombang spektrum elektromagnetik yang berbeda.
Sebagai contoh, gambar erupsi gunung Momotombo di Nikaragua pada Maret 2016 diambil baik yang asli maupun dengan thermal infrared bands.
Awan panas di representasikan dengan warna biru-abu-abu dan lava hasil erupsi digambarkan berwarna kuning. Sedangkan kawah di puncak gunung berapi berwarna putih serta vegetasi di sekitar area ditunjukkan dengan warna merah.
"Kami mengantisipasi kenaikan dramatis penggunaan data kami, dengan hasil baru dan menarik yang akan datang," ujar ketua tim ASTER, Michael Abrams.
ASTER memproses data menjadi gambar menggunakan algoritma yang dibangun di NASA dan National Institute of Advanced Industrial Science and Technology (AIST) di Jepang.
Alat tersebut mengambil gambar asli dan gelombang termal inframerah dengan resolusi yang berkisar antara 50 hingga 300 kaki atau 15 sampai 90 meter.
Data yang diambil ASTER meliputi 99 persen permukaan Bumi dan membentang dari 83 derajat lintang utara hingga 83 derajat lintang selatan.
Setelah menggunakan teleskop berbeda untuk menciptakan gambar stereo pair -- mengandung dua sudut pandang dari sisi berdampingan, di mana satu pandangan dimaksudkan untuk mata kiri dan lainnya mata kanan -- saat ini sedang menciptakan gambar dengan efek 3D agar kedalaman permukaan dapat lebih terlihat.
Peta topografi Bumi ini yang dapat diakses secara gratis. Sedangkan gambar lain yang dihasilkan dari probe--robot yang keluar dari orbit Bumi dan menjelajah angkasa luar-- dikenakan biaya.
Bagi para ilmuwan, gambar yang dihasilkan ASTER dapat menyediakan informasi penting untuk pemetaan dan pengamatan permukaan tentang bagaimana Bumi berubah dari waktu ke waktu.
Contohnya, ilmuwan telah menggunakan gambar tersebut untuk mengetahui proses terbentuknya gletser. Tak hanya itu, informasi dari ASTER juga dapat digunakan untuk memantau gunung berapi aktif dan mengidentifikasi penggundulan hutan.
Selain itu, masyarakat juga dapat menggunakannya untuk melihat polusi maupun pertumbuhan di suatu daerah. Bagi Anda yang tertarik untuk mempelajari gambar dari ASTER, dapat mengaksesnya di sini.