Korut Ancam AS: Hentikan Latihan Perang Atau Uji Nuklir Berlanjut

Menteri Luar Negeri Korut, Ri So-yung mengatakan negaranya berhak memiliki senjata nuklir untuk membela diri.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 24 Apr 2016, 18:49 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2016, 18:49 WIB
AS-Korsel Latihan Militer, Korut Luncurkan 4 Rudal
Latihan AS dan Korsel bertajuk 'Foal Eagle' ini digelar sejak tanggal 2 Maret hingga 24 April 2015.

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara mengeluarkan ancaman kepada Amerika Serikat untuk menghentikan latihan militer tahunan bersama Korea Selatan. Menteri Luar Negeri Korut mengatakan pihaknya akan menghentikan uji coba nuklir asal AS tak lagi latihan militer bersama Korsel.

Pada Sabtu 23 April 2016, kapal selam Korut melontarkan misil kendati PBB telah melarang serta memberi sanksi setelah Pyongyang tak menghentikan uji coba nuklir dari awal Januari.

Menteri Luar Negeri Korut, Ri So-yung, mengatakan negaranya berhak memiliki senjata nuklir untuk membela diri.

 

"Hentikan latihan perang di Semenanjung Korea, dan kami akan menghentikan uji coba nuklir," kata Ri seperti dilansir dari The Guardian, Minggu (24/4/2016).

Ri mengatakan, AS telah membuat negaranya melakukan pertahanan diri dengan membuat persenjataan nuklir dan serangkaian uji coba bom. Ia menyarankan, dengan dihentikannya latihan rutin, Korut akan membuka pintu untuk berdialog.

"Kalau kita terus-terusan konfrontasi seperti ini, justru akan menghasilkan bencana. Tak hanya dua negara, tapi seluruh dunia," katanya dalam sebuah wawancara.

"Ini penting bagi pemerintah AS untuk tarik semua kebijakan terhadap Korea Utara, dan menghentikan latihan militer di Semenanjung Korea, kami akan melakukan hal yang sama," lanjut Ri.

Sementara itu, kantor berita corong Kim Jong-un KCNA melaporkan Kim gembira percobaan itu berhasil.

"Percobaan ini tanda keberhasilan militer Korut menghadapi boneka AS, Korea Selatan dan AS sendiri kapan pun," kata Kim.

Komando Strategis AS berhasil mendeteksi penembakan itu dan mengatakan misil itu tak membahayakan wilayah Amerika bagian utara.

Juru bicara Departemen Pertahanan AS, John Kirby mengatakan peluncuran misil balistik jelas pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya