Nyanyikan Lagu '1944', Penyanyi Ini Buat Rusia Tersinggung

Perempuan asal etnis Tatar Krimea menciptakan sebuah lagu yang menyinggung perasaan Rusia.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 15 Mei 2016, 16:13 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2016, 16:13 WIB
Jamala di ajang Eurovision
Jamala Nyanyikan Lagu 1944 di Eurovision

Liputan6.com, Stockholm - Lewat lagu berjudul '1944' penyanyi perempuan asal Ukraina, Jamala, berhasil menjuarai ajang Eurovision -- kontes menyanyi yang melibatkan lebih dari 30 negara dan setiap peserta membawakan lagu dari negaranya masing-masing. Karena lagu yang sama pula, kemenangan perempuan itu menimbulkan kontroversi bahkan membuat Rusia bereaksi. Bagaimana bisa?

Ternyata, lagu '1944' memiliki lirik yang sangat sensitif bagi Rusia. Lagu itu menceritakan tentang peristiwa deportasi paksa orang-orang Tatar Krimea dari Semenanjung Krimea yang terjadi pada tahun 1944 atas perintah Joseph Stalin.

Kantor berita resmi milik Rusia menyebut, dibawakannya '1944' dalam ajang Eurovision telah melanggar aturan. Pernyataan itu merujuk pada aturan kontes yang melarang lirik, pidato, atau gerakan yang berbau politik. Demikian seperti dilansir CNN, Minggu (15/5/2016).

Lebih keras lagi, salah satu media Eropa bahkan menyebut lagu itu adalah dorongan yang kuat bagi Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengerahkan kekuatan militer ke Ukraina.

Jamala berhasil keluar menjadi juara setelah ia unggul dari kontestan asal Australia dengan meraih 534 poin. Rusia sendiri menempati urutan ketiga dengan perolehan 491 poin.

Perempuan ini tercatat sebagai orang Tatar Krimea pertama yang tampil di kontes Eurovision.

Terinspirasi oleh Cerita Nenek Buyut

Kepada Ukraine Today, perempuan yang memiliki nama lengkap Susana Jamaladynova itu mengatakan ia menulis lagu tersebut karena terinspirasi oleh cerita pengusiran yang dialami oleh keluarga nenek buyutnya dan sejumlah etnis Tatar Krimea lainnya.

"Saya lebih memilih semua kejadian mengerikan itu tidak pernah terjadi kepada nenek buyut saya dan saya bahkan lebih memilih lagu itu ('1944') tidak pernah ada," ujar perempuan itu dengan air mata mengalir di pipinya.

Lebih lanjut, Jamala menjelaskan bahwa komposisi pada '1944' terkait dengan semua korban pada tragedi itu. Salah satu cara yang ia lakukan untuk mempersiapakan lagu itu adalah dengan mendengarkan soundtrack film Holocaust, "Schindler's List". Jamala pun berharap karyanya itu akan memberi kekuatan yang sama seperti musik pada film tersebut.

Kepala OGAE Eurovision fan club internasional, Simon Bennett mengatakan, negara-negara pecahan Uni Soviet yang biasanya mendukung Rusia kini berbalik memberikan suaranya kepada Ukraina.

Ajang Eurovision 2016 kali ini diselenggarakan di Stockholm, Swedia. Presiden Ukraina Petro Poroshenko melalui akun Twitter-nya telah memberikan selamat atas kemenangan Jamala. Pada tahun 2015 lalu, Ukraina melewatkan kontes menyanyi menyusul krisis finansial yang tengah melanda negeri itu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya