Perangi ISIS di Libya, Pasukan Elite Inggris Turun Tangan

Pasukan elite tersebut sudah berada di Libya sejak awal tahun 2016, termasuk pasukan tempur udara atau Special Air Service (SAS).

oleh Nurul Basmalah diperbarui 26 Mei 2016, 11:58 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2016, 11:58 WIB
Perangi ISIS di Lybia, Pasukan Elit Inggris Turun Tangan
Pasukan elit tersebut sudah berada di Lybia sejak awal tahun 2016, termasuk pasukan tempur udara atau Special Air Service (SAS) (Reuters).

Liputan6.com, Tripoli - Pasukan khusus Inggris dilaporkan telah bergabung di pertempuran garis depan -- untuk yang pertama kalinya -- melawan kelompok teroris ISIS di Libya.

Menurut laporan yang dikutip dari Telegraph.co.uk, Kamis (26/5/2016), militer Inggris berhasil melumpuhkan kendaraan bermotor ISIS yang penuh dengan bahan peledak.

Pasukan elite tersebut sudah berada di Libya sejak awal tahun 2016, termasuk pasukan tempur udara atau Special Air Service (SAS), melatih pasukan lokal dan memerangi ISIS.

"Unit saya berkerja dengan bahasa Inggris. Saya sudah bertemu dengan pasukan Inggris itu secara pribadi, dan telah melihat sendiri mereka menyelamatkan pasukan saya dari dua kendaraan bunuh diri," kata Mohammed Durat, komandan pasukan di Misrata.

Durat juga menambahkan, pada awal bulan Mei, pasukan elite tersebut juga berhasil menghalangi sebuah kendaraan yang diduga akan meledak di jembatan Misrata -- saat pasukan lokal mencoba melarikan diri.

Menurut laporan media setempat, ISIS sedang mencoba memperluas wilayah kekuasaannya di Libya -- memanfaatkan kekosongan kekuasaan setelah jatuhnya Moammar Khadafi.

Berkembang pesatnya pengaruh kelompok teroris di negara yang sejalur dengan rute Mediterania ke Italia itu, dipandang sebagai sebuah ancaman oleh Eropa.

Pekan lalu, Inggris dan empat anggota tetap Dewan Keamanan PBB mengatakan, mereka siap untuk memasok senjata kepada pemerintah persatuan negara di Tripoli, Libya -- dalam upaya pencegahan perkembangan ISIS.

Menurut laporan, pasukan lokal sangat kekurangan senjata untuk menghalau kelompok teroris kejam itu.

Prajurit lokal menceritakan bagaimana mereka diselamatkan oleh pasukan SAS, ketika mereka berhadapan dengan kendaraan penuh bahan peledak ISIS.

Kurangnya senjata yang dimiliki pejuang, membuat mereka hanya bisa melarikan diri -- tak lama kemudian pasukan udara menembak kendaraan tersebut menggunakan Javelin Misil.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya