Liputan6.com, Baghdad - Seorang dokter yang telah mengabdi selama 6 tahun di Inggris tega meninggalkan anak dan istrinya di Sheffield, London, demi bergabung dengan kelompok teroris ISIS.
Issam Abuanza, yang memposting foto diri menggunakan seragam dokter dan membawa pistol, memilih untuk pindah ke Suriah dan bergabung dengan ISIS.
Baca Juga
Menurut laporan yang dikutip dari Telegraph.co.uk, Rabu (25/5/2016), laki-laki 37 tahun yang mendapatkan izin praktek pada tahun 2009 di Inggris itu dipercaya sebagai dokter National Health Service (NHS) pertama bergabung dengan ISIS.
Advertisement
Dari dokumen perekrutan ISISÂ yang bocor, dokter berdarah Palestina dan berkewarganegaraan Inggris itu, diketahui bergabung dengan kelompok teroris tersebut pada 26 Juli 2014.
Pada bocoran dokumen itu, dia mendeskripsikan dirinya sendiri sebagai seorang dokter spesialis endokrinologi -- pengobatan ketidakseimbangan hormon.
Dokumen tersebut juga menyebutkan, Abuanza sebelumnya dianggap memenuhi syarat sebagai dokter di Baghdad pada tahun 2003, kemudian pindah ke Inggris dan bekerja di NHS dari tahun 2007.
Pada tahun 2015, dokter yang mempunyai pekerjaan sampingan sebagai penjual gamis pria online itu, mengunggah foto dirinya menggunakan seragam tempur ISIS, sambil memegang senapan otomatis dan membaca Alquran.
Ditemui oleh tim BBC, istri Abuanza mengatakan, dia dan keluarganya tidak tahu apa-apa mengenai hal tersebut.
Saudara perempuannya, Najla, menyatakan, kakaknya adalah seorang pemuda gagah yang sangat modis. Najla menambahkan, orangtua mereka tidak akan pernah memaafkan Abuanza karena pilihannya bergabung dengan ISIS.
"Aku tidak menyangka dia bisa memilih jalan itu. Orangtuaku tidak akan pernah memaafkannya," kata dia. "Keluarga telah menghabiskan seluruh uang untuk pendidikannya. Tapi, seperti ini balasannya," kata Najla.
Pada tahun 2015 Abuanza dilaporkan tinggal di Suriah Timur, namun, hingga saat ini belum ada laporan lebih lanjut mengenai keberadaan dokter itu.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pertahanan Inggris, John Hayes mengatakan, ISIS menargetkan orang-orang yang rentan.
"Mereka menyasar anak-anak, juga kaum profesional. Mereka mencoba untuk menjebak warga Inggris dari asal usul berbeda, mendorong mereka untuk membunuh dan mencelakakan tetangga mereka, juga untuk pergi dan bertempur di Suriah," kata Menteri Hayes.