Liputan6.com, Orlando - Laporan terbaru menyebutkan 20 orang tewas sementara 42 lainnya terluka dalam peristiwa penembakan di Klub Malam Pulse di Orlando, Amerika Serikat (AS). Mereka yang tewas termasuk di antaranya pria bersenjata yang menjadi pelaku penembakan.
Pihak kepolisian Orlando menyebut insiden ini sebagai aksi terorisme -- namun belum dikategorikan apakah ini terorisme berskala domestik atau internasional. Saat ini sejumlah kerabat korban dikabarkan berkumpul di rumah sakit, mencari tahu informasi terkini terkait anggota keluarga mereka.
Baca Juga
Kepala Kepolisian Orlando, John Mina mengatakan, serangan itu dimulai pada pukul 02.00 pagi waktu setempat. Seorang polisi bersenjata yang berada di lokasi kabarnya sempat terlibat kontak senjata dengan sang pelaku yang hingga kini belum diketahui identitasnya. Demikian seperti dilansir BBC, Minggu (12/6/2016)
"Pelaku disebut memasuki klub malam itu dan terjadilah situasi penyanderaan," ujar Kepala Kepolisian Orlando, John Mina.
Setelah beberapa jam berlalu dan ketegangan tak kunjung mereda maka pada pukul 05.00 diputuskan untuk mengirimkan tim polisi masuk ke dalam klub. Sebelum tim kepolisian masuk ke klub, beberapa orang yang masih terjebak di dalam klub itu dilaporkan mengirim pesan dan menghubungi polisi.
"Petugas SWAT sempat terlibat baku tembak dengan pelaku, kini tersangka tewas. Ditemukan 20 jenazah di dalam klub sementara 42 orang lainnya yang terluka telah dilarikan ke rumah sakit," jelas Mina.
"Pelaku tampaknya membawa senjata jenis senapan serbu dan pistol, dan ia terlihat dilengkapi dengan sejumlah peralatan," imbuhnya.
Sementara itu, pihak FBI mengatakan tengah menyelidiki apakah penyerang beraksi seorang diri atau sebaliknya. Dalam penjelasan sementara disebutkan adanya kecenderungan pelaku terkait dengan ideologi Islam radikal -- pihak FBI sendiri masih harus mendalami dugaan ini.
Seorang saksi, Christopher Hansen menjelaskan betapa kacaunya suasana di lokasi kejadian.
"Hanya ada mayat di mana-mana. Di tempar parkir, mereka diberi tanda merah dan kuning, sehingga petugas dapat tahu mana yang harus lebih dulu ditolong. Darah ada di mana-mana," ujar Hansen.
Diberitakan sebelumnya, terdapat kurang lebih sekitar 100 orang yang tengah menikmati keramaian bertema Latin di klub yang dikenal sebagai tempat berkumpulnya kaum LGBT. Tak lama peristiwa mematikan itu terjadi.
Peristiwa penembakan di Orlando ini terjadi kali kedua dalam tiga hari terakhir. Sebelumnya, seorang penyanyi berusia 22 tahun, Christina Grimmie dilaporkan tewas setelah seorang pemuda, Kevin James Loibl melepas tembakan tepat ke arahnya. Belum diketahui pasti motif di balik tewasnya penyanyi muda itu.