Liputan6.com, Paris - Kantor Kejaksaan Paris akan melangsungkan penyelidikan adanya kemungkinan pembunuhan yang disengaja atas jatuhnya EgyptAir MS 804Â pada Mei 2016.
Pesawat jenis Airbus itu jatuh di Laut Mediterania bagian timur saat melakukan penerbangan dari Paris menuju Kairo pada 19 Mei 2016. Hingga kini, penyebab pasti jatuhnya EgyptAir belum diketahui.
Jaksa mengatakan, hingga saat ini ia tak melihat terorisme sebagai kemungkinan penyebab kecelakaan EgyptAir yang menyebabkan 66 penumpangnya meninggal.
Advertisement
"Jaksa Paris hari ini telah membuka penyelidikan penuh atas pembunuhan yang disengaja," ujar kantor kejaksaan tersebut.
Pengumuman tersebut dilakukan setelah black box atau kotak hitam dan chip memori pesawat nahas itu telah tiba di Prancis untuk diperbaiki.
Baca Juga
Dikutip dari Daily Mail, Selasa (28/6/2016), chip memori memungkinkan para peneliti untuk menyalin dan menganalisis rekaman serta data, yang dinilai sebagai kunci untuk mengungkap penyebab kecelakaan.
Sebuah laboratorium milik biro investigasi kecelakaan penerbangan Prancis atau BEA, akan berupaya menghilangkan endapan garam laut dari chip tersebut sebelum mengirimnya kembali ke Mesir untuk dianalisis.
EgyptAir MS 804 diyakini jatuh ke kedalaman Laut Mediterania. Regu pencari telah menemukan kotak hitam pesawat tersebut pada 16 Juni waktu Indonesia, namun dalam keadaan rusak parah.
Menurut komite penyelidikan, pada Senin 27 Juni 2016, puing pesawat yang ditemukan telah dikirim ke Kairo di mana penyelidik menyusun ulang pesawat dari puing-puing untuk mencari petunjuk tambahan.
Sebelum EgyptAir MS804 hilang dari radar, pilot pesawat itu diketahui tak melakukan panggilan darurat sebelum pesawat itu jatuh. Selain itu, hingga kini tak ada kelompok tertentu yang mengklaim atas jatuhnya burung besi tersebut.
Data radar menunjukkan, EgyptAir MS804 sempat melakukan pergerakan mendadak, yakni jatuh dari ketinggian 11.582 meter ke 4.572 meter. Pesawat tersebut kemudian menghilang dari radar pada ketinggian 3.048 meter.
Selain itu, terdapat indikasi adanya asap di lavatory -- kamar mandi pesawat -- dan kesalahan di dua jendela kokpit pada detik-detik terakhir sebelum pesawat tersebut menghilang.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.