Obama Terkait 'Aksi Brutal' Polisi AS: Ini Bukan Sekedar Isu Ras

Statistik AS mengungkapkan kaum minoritas kerap kali jadi 'sasaran empuk' untuk diperiksa tiba-tiba dan ditembak oleh polisi.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 08 Jul 2016, 11:49 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2016, 11:49 WIB
Barack Obama
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. (Sumber: Mary Joyce)

Liputan6.com, Warsawa - Presiden AS Barack Obama berkomentar terkait dengan penembakan brutal aparat polisi terhadap warga kulit hitam. Menurut Obama, seluruh warga AS seharusnya marah terhadap perlakukan aksi brutal polisi di negara pimpinannya itu.

Berbicara di Warsawa sesaat setelah mendarat dalam rangka pertemuan NATO, Obama mengatakan penembakan hingga membuat tewas Alton Sterling dan Philando Castile adalah tragedi. Ia meminta seluruh aparat dan warga seharusnya bertindak lebih bijaksana.

Ditanya tentang isu rasisme dalam pemerintahannya, Obama berargumen, Afrika-Amerika adalah warga paling menderita di tangan aparat. Dan itu terjadi jauh sebelum ia menjadi orang nomor satu di AS. Demikian seperti dilansir dari CNN, Jumat (8/7/2016).

Mengutip statistik bahwa kaum minoritas kerap kali jadi 'sasaran empuk' untuk diperiksa tiba-tiba, didatangi 'atas nama hukum' atau bahkan ditembak oleh polisi, Obama mengatakan, pemerintah seharusnya melakukan hal jauh lebih baik.

"Jika masyarakat yang curiga polisi, akan membuat penegak hukum melakukan pekerjaan yang lebih besar, justru membuat hidup mereka (aparat) lebih sulit," kata Obama, bersikeras bahwa mengenali masalah dalam penegakan hukum tidak menyamakan untuk menjadi anti-polisi.

"Ketika orang mengatakan 'kulit hitam berharga' itu tidak berarti bahwa kehidupan orang lain tidak penting," kata Obama, mengacu pada aksi polisi brutal baru-baru ini. "Tapi sekarang, data menunjukkan bahwa orang kulit hitam lebih rentan terhadap jenis-jenis insiden. Ada beban tertentu yang ditempatkan pada kelompok sesama warga kami."

Pernyataan itu Obama gulirkan terkait dengan penemban di Ferguson, Missouri, Baltimore dan Carolina Selatan.

Kematian penembakan di Louisiana dan Minnesota pada pekan lalu tak sengaja terekam dengan ponsel dan diposting di dunia maya. Akibatnya, langsung tersebar dengan cepat dan memicu diskusi baru tentang kebrutalan terhadap perlakuan fatal terhadap warga Afro-Amerika itu.

"Ketika insiden seperti ini terjadi, ada sebagian besar dari sesama warga kami yang terasa seakan karena warna kulit mereka tidak diperlakukan sama. Dan itu menyakitkan. Dan itu kesulitan kita semua," kata Obama dalam keterangannya. "Ini bukan hanya masalah kulit hitam, bukan hanya masalah hispanik. Ini adalah masalah Amerika. Orang yang berpikiran adil harus peduli."

Beberapa jam sebelumnya, Obama menggunakan halaman Facebook untuk mengomentari penembakan.

"Kami telah melihat tragedi seperti ini terlalu banyak, dan hati kami bersama keluarga dan masyarakat yang pernah mengalaminya," tulis Obama di halaman Facebook-nya.

Obama juga mendesak Departemen Kehakiman untuk penyelidikan hak-hak sipil atas kematian Sterling di Baton Rouge, Louisiana. Tapi, ia menulis, "Terlepas dari hasil investigasi tersebut, apa yang jelas adalah bahwa ini penembakan fatal."

Pada Kamis 7 Juli dini hari, beredar sebuah video memperlihatkan anggota polisi di jalan tol Falcon Heights, Minnesota menembak mati Castile. Seorang warga kulit hitam yang tengah mengemudi bersama keluarganya saat di lampu merah.

Adapun Sterling yang berusia 37 tahun, meninggal awal pekan ini setelah ditembak polisi di Baton Rouge.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya