Top 3: Ini Bukti 'Skandal' Penyiksaan di Kudeta Turki?

Sejumlah foto diterbitkan oleh Amnesty International yang menceritakan dugaan penyiksaan serta pemerkosaan tersangka pelaku kudeta Turki.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 27 Jul 2016, 09:00 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2016, 09:00 WIB
PM Turki Recep Tayyip Erdogan
Perdana Menteri (PM) Turki Recep Tayyip Erdogan (Guardianlv.com)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah foto yang diterbitkan badan Amnesty International terkait dengan peristiwa percobaan kudeta gagal di Turki menjadi perhatian dunia. Laporan tersebut menyebutkan bahwa para tersangka pelaku kudeta mengalami penyiksaan dan pemerkosaan.

Kisah yang diceritakan dalam foto-foto tersebut juga menjadi yang terpopuler di antara pembaca Liputan6.com edisi Rabu (27/7/2016) pagi.

Kemudian, para pembaca tersedot perhatiannya ke Jepang. Seorang pemuda berusia 26 tahun yang melakukan penikaman hingga menewaskan 19 orang di pusat kaum disabilitas.

Terakhir, para pembaca penasaran dengan kebiasaan-kebiasaan kehidupan seksual di masa Romawi Kuno.

Berikut selengkapnya dalam Top 3 Global:

1. Foto Ini Kuak Penyiksaan-Pemerkosaan Tahanan Kudeta Gagal Turki?

Terkuak, Penyiksaan dan Perkosaan Tahanan Kudeta Gagal Turki (Reuters)

Organisasi Hak Asasi Manusia, Amnesty Internasional, mengatakan mereka mendapatkan laporan kredibel mengenai kondisi tahanan kudeta gagal Turki.

"Ini jelas ada perintah dari otoritas Turki kalau mereka melakukan pelanggaran HAM. Mereka juga secara tegas memperbolehkan organisasi kemanusiaan menengok nasib para pelaku kudeta dalam tahanan," kata direktur Amnesty Internasional untuk wilayah Eropa John Dalhuisen, seperti dilansir dari Independent, Selasa 26 Juli 2016.

Presiden Erdogan menambah hari penahanan dari maksimum periode 4 menjadi 30 hari. Bagi Amnesty, langkah itu justru menambah risiko penyiksaan terhadap tahanan.

Puluhan ribu pendukung pemerintah dan oposisi yang biasanya bermusuhan satu sama lain, pada Minggu 24 Juli, kompak melakukan aksi solidaritas menuntut demokrasi yang adil. Hal itu mereka lakukan kala Erdogan makin mencengkeram kukunya di pemerintahan.

Selanjutnya...

 

2. Penikaman 19 Orang di Jepang 'Terburuk sejak Perang Dunia II'

Satoshi Uematsu menikam 19 orang hingga tewas dan melukai 20 lainnya

Kemarahan menguasai diri dan pikiran Satoshi Uematsu ketika ia memasuki fasilitas untuk penyandang disabilitas di Kota Sagamihara, yang terletak 50 kilometer di barat Tokyo, Jepang pada Selasa 26 Juli 2016 sekitar pukul 02.30 waktu setempat.

Pemuda 26 tahun itu memecahkan kaca jendela di lantai pertama bangunan tempat tinggal di fasillitas tersebut. Ia kemudian mengamuk, dengan sadis ia menikam orang-orang yang ada di dalamnya.

Akibatnya, 19 orang tewas dan 20 lainnya cedera. Media setempat bahkan menyebutnya sebagai 'pembunuhan massal terburuk sejak Perang Dunia II'.

Sekitar 1,5 jam kemudian, Uematsu menyerahkan diri ke kantor polisi.

Selanjutnya...

 

3. Kilas Balik 'Kegilaan' Praktik Seksual pada Zaman Romawi Kuno

Ukiran Hadrian berburu singa bersama Antinous. Kabar selentingan para tokoh Romawi Kuno dan Yunani Kuno menjadi pembicaraan di tengah-tengah masyarakat pada masanya. (Sumber Ancient Origins)

Peninggalan bangsa Romawi Kuno tertera dalam naskah-naskah, grafiti purba, karya-karya seni, dan ukiran-ukiran. Semua itu seakan menjadi semacam catatan petualangan masyarakat, termasuk untuk urusan seks.

Penulis Paul Chrystal, melalui buku 'In Bed with The Romans', menelusuri peninggalan-peninggalan itu dan menuangkan temuannya dalam sebuah buku untuk menjelaskan cinta dan pernikahan, peran istri dalam keluarga, agama, dan di ranjang.

Lebih jauh lagi, seperti dikutip dari History Plus pada Selasa 25 Juli 2016, terkuaklah kisah-kisah obat seksual, homoseksualitas, pornografi dan pederasti pada masa Romawi Kuno.

Seperti halnya masyarakat masa kini, tentu saja bangsa Romawi dan Latin memiliki kehidupan seks, sebagaimana dipaparkan oleh ahli sejarah Romawi bernama Titus Livius Patavinus.

Selanjutnya...

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya