Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah foto yang diterbitkan badan Amnesty International terkait dengan peristiwa percobaan kudeta gagal di Turki menjadi perhatian dunia. Laporan tersebut menyebutkan bahwa para tersangka pelaku kudeta mengalami penyiksaan dan pemerkosaan.
Kisah yang diceritakan dalam foto-foto tersebut juga menjadi yang terpopuler di antara pembaca Liputan6.com edisi Rabu (27/7/2016) pagi.
Baca Juga
Kemudian, para pembaca tersedot perhatiannya ke Jepang. Seorang pemuda berusia 26 tahun yang melakukan penikaman hingga menewaskan 19 orang di pusat kaum disabilitas.
Advertisement
Terakhir, para pembaca penasaran dengan kebiasaan-kebiasaan kehidupan seksual di masa Romawi Kuno.
Berikut selengkapnya dalam Top 3 Global:
1. Foto Ini Kuak Penyiksaan-Pemerkosaan Tahanan Kudeta Gagal Turki?
Organisasi Hak Asasi Manusia, Amnesty Internasional, mengatakan mereka mendapatkan laporan kredibel mengenai kondisi tahanan kudeta gagal Turki.
"Ini jelas ada perintah dari otoritas Turki kalau mereka melakukan pelanggaran HAM. Mereka juga secara tegas memperbolehkan organisasi kemanusiaan menengok nasib para pelaku kudeta dalam tahanan," kata direktur Amnesty Internasional untuk wilayah Eropa John Dalhuisen, seperti dilansir dari Independent, Selasa 26 Juli 2016.
Presiden Erdogan menambah hari penahanan dari maksimum periode 4 menjadi 30 hari. Bagi Amnesty, langkah itu justru menambah risiko penyiksaan terhadap tahanan.
Puluhan ribu pendukung pemerintah dan oposisi yang biasanya bermusuhan satu sama lain, pada Minggu 24 Juli, kompak melakukan aksi solidaritas menuntut demokrasi yang adil. Hal itu mereka lakukan kala Erdogan makin mencengkeram kukunya di pemerintahan.
2. Penikaman 19 Orang di Jepang 'Terburuk sejak Perang Dunia II'
Kemarahan menguasai diri dan pikiran Satoshi Uematsu ketika ia memasuki fasilitas untuk penyandang disabilitas di Kota Sagamihara, yang terletak 50 kilometer di barat Tokyo, Jepang pada Selasa 26 Juli 2016 sekitar pukul 02.30 waktu setempat.
Pemuda 26 tahun itu memecahkan kaca jendela di lantai pertama bangunan tempat tinggal di fasillitas tersebut. Ia kemudian mengamuk, dengan sadis ia menikam orang-orang yang ada di dalamnya.
Akibatnya, 19 orang tewas dan 20 lainnya cedera. Media setempat bahkan menyebutnya sebagai 'pembunuhan massal terburuk sejak Perang Dunia II'.
Sekitar 1,5 jam kemudian, Uematsu menyerahkan diri ke kantor polisi.
3. Kilas Balik 'Kegilaan' Praktik Seksual pada Zaman Romawi Kuno
Peninggalan bangsa Romawi Kuno tertera dalam naskah-naskah, grafiti purba, karya-karya seni, dan ukiran-ukiran. Semua itu seakan menjadi semacam catatan petualangan masyarakat, termasuk untuk urusan seks.
Penulis Paul Chrystal, melalui buku 'In Bed with The Romans', menelusuri peninggalan-peninggalan itu dan menuangkan temuannya dalam sebuah buku untuk menjelaskan cinta dan pernikahan, peran istri dalam keluarga, agama, dan di ranjang.
Lebih jauh lagi, seperti dikutip dari History Plus pada Selasa 25 Juli 2016, terkuaklah kisah-kisah obat seksual, homoseksualitas, pornografi dan pederasti pada masa Romawi Kuno.
Seperti halnya masyarakat masa kini, tentu saja bangsa Romawi dan Latin memiliki kehidupan seks, sebagaimana dipaparkan oleh ahli sejarah Romawi bernama Titus Livius Patavinus.