NASA Potret Danau Iran yang Jadi 'Merah Darah', Pertanda Apa?

Tak hanya di Iran, sejumlah tempat di dunia juga pernah mengalami hal serupa. Apa penyebab di balik 'misteri' itu?

oleh Citra Dewi diperbarui 27 Jul 2016, 18:49 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2016, 18:49 WIB
Satelit NASA potret fenomena Danau Urmia di Iran yang warnanya berubah menjadi merah darah
Satelit NASA potret fenomena Danau Urmia di Iran yang warnanya berubah menjadi merah darah (NASA Earth Observatory)

Liputan6.com, Tehran - Danau air asin di Iran, Urmia, baru-baru ini terlihat mengerikan karena warna airnya berubah menjadi merah darah.

Fenomena itu berhasil diabadikan oleh instrumen Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) di satelit Aqua milik NASA pada 18 Juli 2016.

Lalu, apa penyebab warna danau tersebut berubah menjadi merah darah?

Menurut penjelasan NASA, karena ketinggian air di danau surut akibat musim panas, maka konsentrasi garam di dalam air meningkat.

Sementara itu, warna merah darah Danau Urmia diyakini akibat produksi bakteri dan ganggang jenis tertentu yang berkembang dalam kondisi konsentrasi garam tinggi.

Urmia yang terletak di perbatasan Iran dan Turki, berwarna hijau ketika diabadikan oleh MODIS pada 23 April. Perubahan warna itu, sebelumnya telah diamati di Danau Urmia yang dipicu oleh pergantian musim.

Lelehan salju dan hujan pada musim semi, mengakibatkan air masuk ke dalam danau dan menurunkan konsentrasi garam. Namun pada musim panas, air berhenti mengalir ke dalam perairan tersebut dan tingginya penguapan meningkatkan kadar garam.

Ketika konsentrasi garam meningkat, mikroorganisme jenis tertentu menguasai ekosistem danau. Para ilmuwan menyebut, sebuah keluarga bakteri Halobacteriaceae dan ganggang Dunaliella diyakini menjadi penyebab warna merah darah di Urmia, demikian seperti dikutip dari LiveScience, Rabu (27/7/2016).

Ganggang Dunaliella salina disebut oleh ilmuwan di University of Stuttgart, Mohammad Tourian, menjadi salah satu penyebab warna merah darah di Danau Urmia pada tahun sebelumnya.

"Dalam kondisi salinitas dan intensitas cahaya tinggi, mikroalga berubah menjadi merah karena produksi karotenoid pelindung dalam sel," jelas Tourian.

Sementara itu, Earth Observatory NASA menambahkan dalam sebuah pernyataan, bakteri penyuka garam, Halobacteriaceae, juga dapat menjadi penyebab berubahnya warna danau menjadi merah darah.

Halobacteriaceae memproduksi pigmen berwarna merah delima. Jika populasi bakteri itu cukup banyak, maka mereka dapat membuat danau berwarna merah.

Tak hanya di Danau Urmia, warna merah darah yang disebabkan karena mikroba juga terdapat di beberapa tempat lain di seluruh dunia.

Blood Falls di Antartika (National Science Foundation/Peter Rejcek)

Air terjun berwarna merah darah di Antartika, Blood Falls, yang tampak kontras dengan sekelilingnya, disebabkan oleh bakteri air asin yang merembes di bawah gletser.

Sebuah danau di Texas warnanya berubah menjadi merah gelap pada 2011 menyusul kekeringan berkepanjangan. Pejabat Texas Parks and Wildlife Inland Fisheries mengaitkan perubahan tersebut dengan bakteri Chromatiaceae yang berkembang ketika level oksigen menurun.

Danau dengan tingkat salinitas tinggi Great Salt Lake di Utah, warnanya berubah menjadi merah muda akibat mikroba penyuka garam. Pada 2014, ganggang yang terbawa oleh hujan mengakibatkan air mancur berwarna merah di barat laut Spanyol.

Perubahan iklim juga menyebabkan peningkatan ganggang yang mengakibatkan perubahan warna danau dan saluran air di Eropa menjadi merah darah.

Menurut penelitian baru-baru ini, makhluk hidup yang disebut "ganggang darah" memproduksi racun yang mencemari persediaan air minum. Ganggang tersebut juga dapat mencekik ikan dengan mengisap oksigen di dalam air.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya