Sayap Kanan Jerman Inginkan Pencari Suaka Ditampung di Pulau

Masalah pencari suaka di Jerman semakin kompleks, ditandai dengan meningkatnya anti-imigran dalam sebuah poling terbaru.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 14 Agu 2016, 12:24 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2016, 12:24 WIB
20151210-Foto-foto Imigran Berjuang Hidup dari Konflik di Negaranya
Sejumlah imigran Suriah menyeberangi bawah pagar berduri untuk memasuki negara Hungaria di perbatasan Serbia, 27 Agustus 2015. (REUTERS/Bernadett)

Liputan6.com, Berlin - Pemimpin partai sayap kanan Jerman, AfD menginginkan imigran yang gagal mendapatkan suaka harus 'diusir' dari Eropa dan ditampung di sebuah pulau.

Frauke Petry, ketua partai AfD kepada majalah Bild, seharusnya kantor pencari suaka diubah namanya menjadi kantor biro emigrasi.

Media Jerman itu berkesimpulan, Petry menginginkan perlakuan terhadap pencari suaka di Jerman seperti Australia, yaitu menempatkan mereka di pulau yang dimiliki negara ketiga dalam hal ini pulau Nauru dan Manus.

Pernyataan kontroversial ini tumbuh seiring dengan krisis migran di Jerman yang makin kompleks. Demikian seperti dilansir dari BBC, Minggu (14/8/2016).

Kompleksnya masalah migran di Jerman ditandai dengan poling anyar yang berisi makin meningkatnya sentimen anti-migran.

"Imigran ilegal dan pencari suaka yang aplikasinya ditolak akan dikirim ke dua pulau luar Eropa yang dilindungi PBB," kata Petry tanpa menyebut nama pulaunya.

Kantor pengungsi Jerman makin kewalahan dengan angka pencari suaka dari negara-negara konflik seperti Suriah yang makin membengkak. Pada 2015, angka itu meledak menjadi 1,1 juta pengungsi.

"Saya meminta transformasi kantor Federal Office for Migration and Refugee menjadi kantor untuk urusan emigrasi. Dengan demikian, seluruh ilegal imigran harus hengkang dari tanah ini secepatnya," ujar Petry lagi.

Afd atau Alternative for Germany, mendapat kritikan tajam pada bulan lalu atas pernyataan mereka yang kontroversial.

Partai sayap kanan itu kebakaran jenggot karena mengeluarkan pernyataan 'tak ada tempat untuk Islam di Jerman' dalam manifesto terbaru mereka.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya