'Sihir' Laut Mati, Gaun Indah Berubah Menjadi Patung Kristal

Apa yang menyebabkan gaun hitam berubah layaknya patung yang terbuat dari kristal?

oleh Citra Dewi diperbarui 30 Agu 2016, 14:00 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2016, 14:00 WIB
Gaun berubah mengkristal setelah dua bulan ditenggelamkan di Laut Mati
Gaun berubah mengkristal setelah dua bulan direndam di Laut Mati (Studio Sigalit Landau)

Liputan6.com, Yerusalem - Sebuah pameran menakjubkan baru-baru ini mengungkap betapa tingginya kadar garam di Laut Mati. Hal tersebut ditunjukkan oleh seniman bernama Sigalit Landau dengan merendam sebuah gaun hitam bermodel 1920-an selama dua bulan pada 2014.

Ketika gaun hitam diangkat dari Laut Mati, bentuknya berubah menjadi berkilauan layaknya patung kristal--namun ini terbentuk dari garam.

Gaun yang digunakan Landau dalam pameran merupakan replika yang dikenakan karakter dalam cerita hantu Yahudi Hasidim, Dybbuk. Dalam kisah tersebut, pengantin perempuan bernama Leah, kerasukan roh jahat laki-laki yang meminangnya, yang meninggal sebelum keduanya menikah.

Selain gaun tersebut, Landau juga terinspirasi dari keunikan lingkungan Laut Mati pada karya seninya yang telah lampau, seperti lampu dan tali gantung bertabur kristal garam serta pulau kristal yang terbuat dari sepatu.

Gaun yang berubah layaknya patung kristal (Matanya Tausig)

"Selama bertahun-tahun, aku mempelajari lebih dan lebih tentang tempat yang rendah dan aneh ini. Dan sihir masih ada di sana menunggu kita: eksperimen, ide, dan pemahaman baru," ujar Landau ketika bercerita tentang kekagumannya terhadap Laut Mati.

"Ini rasanya seperti bertemu dengan sistem waktu dan logika berbeda, layaknya planet lain. Ini terlihat seperti salju, gula, pelukan kematian; air mata yang membeku," ujarnya dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Live Science, Selasa (30/8/2016).

Gambar-gambar yang mengabadikan transformasi kimia di Laut Mati itu, saat ini sedang dipamerkan di Museum Marlborough Contemporary, London, hingga 3 September 2016.

Transformasi Gaun Menjadi 'Kristal'

Laut Mati merupakan salah satu perairan dengan kandungan garam paling tinggi di Bumi. Dengan tingkat salinitas 34 persen, ia beberapa kali lebih asin dibanding samudera terbuka.

Setiap tahunnya permukaan air di tempat tersebut menurun sebanyak 1,5 meter karena penguapan--yang membuatnya bertambah asin. Hipersalinitas di Laut Mati menyebabkan airnya memiliki kerapatan lebih tinggi sehingga membuat orang dapat mengapung.

Hipersalinitas juga menjadi penyebab gaun hitam berubah menjadi gaun putih berkilauan.

Mengapung, sensasi yang bisa dicicip di Laut Mati. (curiousmindbox.com)

Berdasarkan penjelasan dalam sebuah artikel di Journal of Physical Chemistry Letters pada 2012, garam cenderung mengkristal dari larutan yang sangat asin dan biasanya bersumber di tempat-tempat yang memiliki konsentrasi lebih asin dari air di sekitarnya.

Awalnya sumber atau inti kristal garam masih mengandung cukup banyak air. Namun karena makin banyak garam tersimpan dan kristal tumbuh, air berdifusi keluar dari matriks kristal.

Karena awalnya gaun tersebut menangkap sedikit garam dan menyebabkan konsentrasi garam lokal menjadi lebih tinggi, hal tersebut memicu molekul garam membentuk kristal yang berkembang dan berubah menjadi gaun bertatahkan kristal.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya