Liputan6.com, Washington D.C. - Setelah gedung World Trading Center (WTC) Amerika Serikat menyatu dengan tanah pada 11 September 2001 akibat serangan udara teroris, tiga orang pemadam kebakaran New York City menaikkan bendera AS di Ground Zero.
Momen tersebut berhasil diabadikan oleh seorang fotografer bernama Thomas E. Franklin. Foto kejadian mengharukan itu kemudian ditampilkan dalam prangko pos AS yang bertuliskan 'Heroes USA'.
Advertisement
Baca Juga
Namun, setelah beberapa jam setelah gambar tersebut diambil bendera itu menghilang secara misterius.
Tidak ada yang tahu siapa dan bagaimana lambang negara yang kini dipimpin oleh Barack Obama itu menghilang.
Menurut laporan yang dikutip dari berbagai sumber, Kamis (8/9/2016), beberapa tahun setelah insiden tragis tersebut berlalu, tepatnya pada 4 November 2004, seorang bernama Brian mengunjungi Kantor Pemadam Kebakaran Everett 1, Wash, dengan membawa sebuah kantong plastik.
Brian mengatakan kepada petugas berseragam oranye itu bahwa isi kantong tersebut adalah bendera yang dulu berkibar di Ground Zero.
Menurut Brian bendera itu diberikan kepadanya oleh seorang yang bekerja di National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), sebagai penghargaan atas pengabdiannya.
Pria yang hanya mengenalkan diri sebagai 'Brian' itu mengatakan bahwa dia adalah veteran perang Irak dari Marine Corps.
Tidak ada keterangan lain yang diberikan veteran perang itu selain mengatakan bahwa ia ingin mengembalikan bendera tersebut.
Petugas pemadam kebakaran lalu mengembalikan kain segi empat itu kepada pihak kepolisian. Polisi pun akhirnya memulai menyelidiki keaslian bendera tersebut.
"Mengharukan. Masa-masa terpukul kini sudah berlalu, waktunya untuk 'bekerja'," kata Kepala Polisi Everett, Dan Templeman.
Templeman melakukan segala upaya untuk membongkar misteri yang terkait lambang negara itu. Detektif yang dipekerjakannya pun bekerjasama dengan laboraturium kriminal, State Patrol.
Di tempat itulah tes DNA, debu, dan kotoran yang menempel pada bendera diambil.
Barang bukti positif menunjukkan bahwa sampel yang diambil berasal dari Ground Zero, tapi penyelidik masih belum 100 persen yakin.
Detektif Steve Paxton mengaku bahwa dia sedikit mencurigai keaslian bendera ikonik tersebut.
Paxton akhirnya memutuskan untuk menganalisis barang bukti lainnya berupa gambar dan rekaman saat bendera itu dikibarkan.
"Tidak terlalu tampak seperti yang asli. Tapi ada yang menarik dari besi penyangkut buatan tangan bendera itu. Benda itu dilengkapi dengan tali nilon dan plester listrik," kata Paxton.
Plester tersebut, dia melanjutkan, dililitkan sebanyak 16 hingga 18 kali pada penyangkutnya. Hal tersebut akhirnya membuat detektif itu memutuskan bahwa bendera yang ada di dalam rekaman dan di tangannya cocok.
"Hanya sebagian kecil dari teka-teki ini yang terungkap. Tidak bisa disimpulkan secara keseluruhan. Tapi jika disesuaikan dengan konteks yang telah kita ketahui, ini menarik," ujar detektif itu menjelaskan.
"Setelah melakukan penyelidakan yang memakan waktu cukup lama, kami memutuskan bahwa bendera itu asli," tambah Tampleman.
Lima belas tahun berlalu sejak inseden yang tercatat sebagai salah satu kejadian paling mengerikan dalam sejarah AS itu berlalu, bendera tersebut akan diletakkan di Museum Nasional 11 September.