NASA Luncurkan Robot untuk Selidiki Asteroid 'Pengancam' Bumi

Pada 2135, diperkirakan asteroid Bennu akan melintas di antara Bulan dan Bumi.

oleh Citra Dewi diperbarui 09 Sep 2016, 10:19 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2016, 10:19 WIB
Ilustrasi OSIRIS-REx saat mengambil sampel di permukaan asteroid Bennu
Ilustrasi OSIRIS-REx saat mengambil sampel di permukaan asteroid Bennu (NASA)

Liputan6.com, Florida - NASA meluncurkan probe- robot angkasa luar- bernama OSIRIS-REx untuk memburu dan mengumpulkan sampel asteroid yang berpotensi mengancam keberlangsungan hidup di Bumi, Bennu.

OSIRIS-REx meluncur dengan menggunakan roket United Launch Alliance, Atlas V, dari Cape Canaveral, Florida pada Kamis 8 September 2016 pukul 19.05 waktu setempat.

"Aku sangat bersemangat. Aku tidak sabar untuk sampai ke asteroid," ujar ilmuwan program OSIRIS REx, Jeffrey Grossman kepada CNN seperti dikutip Liputan6.com pada Jumat (9/9/2016).

"Kita akan belajar banyak tentang tata surya dengan mempelajari asteroid ini dan membawa sampel itu kembali," imbuhnya.

Probe itu rencananya akan tiba di Bennu pada Agustus 2018. Selama beberapa bulan, OSIRIS REx akan mengambil gambar, memindai permukaan, dan membuat peta asteroid tersebut.

Pada Juli 2020, OSIRIS-REx akan mengeluarkan robot yang disebut TAGSAM untuk menyentuh permukaan Bennu secara langsung selama lima detik. Dalam kurun waktu tersebut, robot akan menggunakan ledakan gas nitrogen untuk menghancurkan sebagian kecil permukaan Bennu untuk mengumpulkan sampe debu dan bebatuan.

Osiris Rex akan diluncurkan pada September 2016 untuk mempelajari asteroid Bennu (Twitter/Dante Lauretta)

"Pada dasarnya OSIRIS-REx merupakan penyedot debu angkasa luar," kata penyelidik utama misi tersebut, Dante Lauretta.

NASA berharap setidaknya mereka mendapatkan dua kilogram debu dan bebatuan kecil Bennu dari misi yang bernilai sekitar US$ 800 juta (Rp 10,46 triliun) tersebut.

OSIRIS-REx rencananya akan kembali ke Bumi pada Maret 2021 dan tiba pada 24 September 2023 di Utah, Amerika Serikat.

Bagi para ilmuwan, kesempatan untuk memperoleh sampel bebatuan Bennu yang mengandung karbon merupakan hal menarik.

"Bennu merupakan asteroid yang terdiri dari karbon, peninggalan kuno dari awal tata surya yang penuh dengan molekul organik," ujar Profesor Ilmu Planet di Arizona Univeristy, Dante Lauretta, seperti dilansir news.com.au.

"Asteroid seperti Bennu mungkin telah menyemai Bumi dengan bahan ini, memberikan kontribusi untuk primodial soup (sup purba) di mana kehidupan muncul," jelasnya.

Asteroid Bennu Mengancam Kehidupan Bumi?

NASA menggolongkan Bennu ke dalam asteroid yang berpotensi berbahaya. Berdiameter sekitar 492 meter, benda angkasa luar itu mengelilingi Matahari dengan kecepatan rata-rata 101 ribu kilometer per jam.

Bennu melintasi orbit Bumi setiap enam tahun sekali dan jaraknya makin dekat semenjak ditemukan pada 1999. Pada 2135, diperkirakan Bennu akan melintas di antara Bulan dan Bumi.

Jarak tersebut dinilai sangat dekat dan gravitasi Bumi diyakini dapat mempengaruhi orbit Bennu.

Ilustrasi asteroid Bennu (NASA)

Meski kemungkinan terjadinya tabrakan sangat kecil, jika hal tersebut terjadi maka akan menimbulkan dampak signifikan. Kekuatan hantaman Bennu setara dengan tiga miliar ton bahan peledak berkekuatan tinggi atau 200 kali kekuatan bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima.

"Dalam hal ukuran, Bennu dapat menyebabkan bencana global," kata Profesor Mark Bailey dari Armagh Observatory di Irlandia Utara.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya