Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara kembali melakukan uji coba mesin roket untuk meluncurkan satelit. Menurut laporan media pemerintah Korut, percobaan itu berlangsung dengan sukses.
Kim Jong-un meminta para ilmuwan dan insinyur untuk membuat persiapan peluncuran satelit sesegera mungkin. Menurut laporan KCNA, diktator itu turut mengawasi uji coba di situs peluncuruan satelit Sohae, di mana pada Februari lalu Korut juga dikabarkan telah meluncurkan roket pembawa satelit.
Menurut laporan tersebut, pengujian mesin roket akan memberikan Korut kemampuan pengangkut yang cukup untuk meluncurkan berbagai jenis satelit, termasuk untuk mengobservasi Bumi.
Advertisement
KCNA menambahkan, Kim Jong-un menyerukan peluncuran lebih banyak roket untuk membuat Korea Utara menjadi pemilik satelit geostasioner dalam beberapa tahun mendatang.
Dikutip dari BBC, Selasa (20/9/2016), tindakan itu dilihat oleh para pengamat sebagai indikasi bahwa Pemerintah Korut akan meluncurkan roket dengan jangkauan panjang dalam waktu dekat.
Walaupun Korea Utara bersikeras bahwa program angkasa luar itu murni untuk urusan ilmiah, namun AS, Korea Selatan, dan China mengatakan bahwa peluncuran roket tersebut bertujuan untuk membangun misil balistik antar negara.
Pada awal bulan ini, Korut telah melakukan uji coba nuklir bawah tanah dan dianggap sebagai yang terkuat yang dimiliki oleh Korut hingga saat ini.
Korut secara rutin mengklaim tentang perkembangan program nuklir dan misilnya. Namun menurut para analis, sebagian besar klaim tersebut tak mungkin untuk diverfikasi secara independen.
Seperti dilansir dari Reuters, Pemerintah AS dan China telah memulai diskusi tentang kemungkinan resolusi sanksi PBB. Namun Beijing belum mengatakan secara langsung apakah mereka akan mendukung langkah-langkah yang lebih keras keras terhadap Pyongyang.
China merupakan sekutu dan mitra dagang utama Korea Utara, namun Negeri Tirai Bambu itu makin tidak memiliki toleransi akibat tindakan militer dan retorika agresif Kim Jong-un.
China juga mendukung diberlakukannya sanksi keras jika Korut melakukan suatu hal yang dianggap membahayakan. Namun mereka telah berulang kali mengatakan, langkah itu tak menjadi jawaban utama atas masalah ini.