Liputan6.com, Stockholm - Dalam sejarahnya, NASA kerap kali mengirimkan benda-benda ke luar angkasa. Dari mulai potongan artikel sejarah, kebudayaan pop, potongan lagu, hingga barang-barang yang jadi kesukaan manusia di Bumi.
Pada misi New Horizons ke Pluto, 9 barang dan berbagai surat dari berbagai bahasa dikirim ke luar Bumi.
Baca Juga
Namun, kali ini, ada permintaan tak biasa dari sebuah organisasi kemanusiaan dari Swedia. Kelompok itu meminta NASA untuk mengirim kondom ke angkasa luar sebagai bukti bahwa alat pencegahan kehamilan dan penyakit kelamin itu memegang peran penting dalam peradaban manusia.
Advertisement
Dilansir dari IBTimes, Jumat (30/9/2016), kelompok organisasi itu, adalah RFSU atau Swedish Association for Sexuality Education.
"Dear NASA, kami tahu kalian kerap mengirim benda-benda ke angkasa luar. Jadi apakah benar ada kehidupan atau tidak, barang-barang itu adalah ide apa yang terjadi di Bumi. Namun, Anda melupakan untuk menginformasikan kepada 'orang-orang berwarna hijau' tentang benda paling penting yaitu kondom," demikian disampaikan dalam sebuah video dari RFSU.
Film yang dirilis oleh RFSU itu juga membawa pesan, "kondom itu gampang dibawa-bawa andai para alien itu memutuskan untuk mengunjungi Bumi dan menemukan sesuatu yang 'hot'."
Selain kondom, RFSU 'membekali' buku petunjuk tentang penggunaan alat kontrasepsi itu. Barangkali para alien tidak mengerti cara menggunakannya.
Rekaman tersebut dirilis pada Hari Kontrasepsi Dunia yang jatuh pada 26 September.
Organisasi itu berdiri semenjak 1933. Mereka memberi edukasi seks serta menerangkan keuntungan dari kondom bagi seluruh manusia.
Dalam catatannya, ada 300 ribu remaja dan perempuan meninggal akibat dari komplikasi terkait kehamilan, termasuk aborsi ilegal dan kelahiran bermasalah.
Dalam film itu, juga disebarkan bahwa 1 juta orang meninggal akibat penyakit terkait HIV.
"Jika NASA kirim kondom ke angkasa luar akan banyak orang berbicara benda sederhana yang mampu menyelamatkan manusia. Kontribusi kami meminta mengirim kondom tak sekedar agenda politik," tutup film itu.
Berikut pesan dari RFSU:
Lagu untuk Para Alien
Astrofisikawan, Stephen Hawking, pada 4 Februari 2008, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pernah mengirimkan pesan ke luar angkasa.
Isinya, lagu 'Across the Universe' milik The Beatles. Namun, tak pernah ada jawaban.
Baru-baru ini Hawking memperingatkan, kontak dengan makhluk di luar Bumi, yang lebih cerdas dari manusia, bisa berdampak negatif, bahkan bahaya.
Hawking membayangkan, para alien datang dalam armada besar, menggunakan kapal antarbintang raksasa. Setelah menghabiskan semua sumber daya di planet asal mereka, makhluk asing itu mungkin menjadi nomaden -- dengan ambisi menaklukkan dan mengkolonisasi planet apa pun yang mereka bisa capai.
Menurut dia, manusia harus mencari lebih dulu para alien cerdas, mengetahui karakter dan kekuatannya, sebelum mereka menemukan kita. Jika lengah, kata Hawking, bisa-bisa peradaban kita akan punah.
Bersama CEO Facebook Mark Zuckerberg dan pebisnis Rusia, Yuri Milner, Hawking ikut mendanai projek ambisius senilai US$ 100 juta yang disebut 'Breakthrough Listen' -- yang akan menggunakan teleskop paling kuat di dunia untuk mendengarkan pesaan dari makhluk ekstrateresterial atau ET.
Ilmuwan 74 tahun itu menambahkan, jika tak hati-hati, ras alien yang memiliki teknologi tinggi bisa saja menyingkirkan manusia yang rentan, menuju 'jalur dodo'.
Dodo (Raphus cucullatus) adalah burung yang tak bisa terbang yang pernah hidup di Pulau Mauritius. Kini, binatang tersebut punah tak bersisa.
Pesan mengerikan tersebut disampaikan dalam film dokumenter Stephen Hawking’s Favourite Places on CuriosityStream.
Dalam program tersebut, sang astrofisikawan digambarkan mengorbit eksoplanet atau planet di luar Tata Surya yang berpotensi untuk ditinggali manusia, Gliese 832c -- menggunakan pesawat antariksa USS Hawking.
"Jika makhluk cerdas berkembang (di Gliese 832c), kita pasti bisa mendengarnya," kata dia seperti dikutip dari News.com.au, Sabtu (24/9/2016).
"Mungkin suatu saat nanti kita akan menerima sinyal dari planet semacam itu, namun, kita harus waspada untuk menanggapinya.
"Hawking mengibaratkan, pertemuan manusia dengan makhluk cerdas dari dunia lain seperti penduduk asli Benua Amerika bertemu dengan Columbus. "Tak akan baik akhirnya."
Advertisement