Kata-Kata Donald Trump Ini Menyakiti Hati Veteran Tentara AS

Donald Trump dimintai pendapatnya tentang fenomena post-traumatic stress disorder (PTSD) dan bunuh diri di kalangan veteran tentara AS.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 04 Okt 2016, 12:13 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2016, 12:13 WIB
20160927 Begini Gaya Debat Capres Hillary Clinton dan Donald Trump
Capres dari Partai Republik Donald Trump menjawab pertanyaan saat debat dengan Capres dari Partai Demokrat, Hillary Clinton pada debat pertama pemilu Amerika Serikat di Hofstra University, Hempstead, New York, Senin (26/09). (AP Photo/David Goldman)

Liputan6.com, Virginia - Bukan Donald Trump jika kalimat yang keluar dari mulutnya tidak menyakitkan. Dimulai dari melarang Muslim masuk AS, menyebut vaksin penyebab autisme hingga membuat tembok membatasi AS-Meksiko. Kali ini, pernyataannya kembali menuai kontroversial.

Bukan sekedar kontroversial, tapi juga menyakiti sebagian besar veteran tentara AS.

Kala menghadiri diskusi tentang post-traumatic stress disorder (PTSD) dan bunuh diri di kalangan veteran di Retired American Warriors PAC, Virginia, Trump ditanya apa yang harus dilakukan melawan kematian akibat penugasan militer.

"Ketika Anda berbicara tentang masalah kesehatan mental sepulang tentara pulang perang, saya pikir orang-orang di sini telah mengalaminya, berkali-kali. Dan Anda semua di sini, kuat dan mampu mengatasainya namun tak sedikit yang tak bisa mengatasinya," kata Trump seperti dikutip dari ABCNews, Selasa (4/10/2016).

"Kita kehilangan orang hebat yang bisa dirawat jika mendapatkan perawatan tepat," lanjut Trump.

Namun, komentar itu ditanggapi berbeda dengan para veteran AS. Mereka mengkritik bahwa Trump tak punya sensitivitas.

Tentara Amerika Serikat (Zimbio)

Di Twitter, eks tentara berkicau, salah satunya adalah misternegative, yang mengatakan, "Hei @realDonaldTrump, aku telah pergi ke medan perang. Tujuh kali penempatan, 2 kali pertempuran. Dan aku mengalami PTSD. Tapi aku jauh lebih kuat dari Anda."

Akun Corbin Reiff berkicau, "Aku pikir temanku yang berperang dan kemudian menderita PTSD serta bunuh diri, jauh lebih kuat daripada segerombolan pendukung Trump di dalam satu ruangan."

Namun, Tim Trump menyalahkan media atas komentar-komentar di luar konteks. Mereka menuduh wartawan yang melakukan propaganda dan merupakan 'antek' dari Hillary Clinton.

"Trump telah menggarisbawahi betapa beratnya para veteran ketika pulang kembali ke rumah setelah berjuang demi negaranya, kata purnawirawan angkatan darat AS, Michael Flynn yang sempat menjadi direktur DIA (Defense Intelligence Agency).

"Trump selalu menghormati tentara kita dengan mengajukan reformasi Veteran Affairs," bela Flynn.

Namun, tak semua orang setuju dengan pernyataan itu.

CEO Iraq and Afghanistan Veterans of America berkicau, "Pernyataan ini sangat tidak membantu, 'menjadi kuat dan atau mampu mengatasi masalah' adalah pesan yang salah bagi penderita PTSD atau mereka yang bunuh diri."

Ini bukan kali pertama Trump menuai kontroversi di veteran AS. Beberapa waktu lalu ia mencela Senator John McCain, mantan tahanan perang.

Menurutnya McCain tak pantas dianggap pahlawan karena dia ditangkap pihak musuh.

"Dia jadi pahlawan karena ditangkap. Saya lebih suka tentara pahlawan yang tidak ditangkap, OK?" kata Trump waktu itu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya