Liputan6.com, Bangkok - Pemilu di Thailand akan tetap diselenggarakan pada 2017, hal ini sesuai dengan yang direncanakan oleh junta militer. Media lokal memuat dalam laporannya bahwa kematian Raja Bhumibol Adulyadej tidak akan mempengaruhi proses pemungutan suara.
"Pemerintah telah menegaskan kembali komitmennya untuk mengikuti roadmap pemilu yang dijadwalkan akan digelar pada akhir tahun depan," sebut surat kabar The Bangkok Post seperti dikutip Reuters, Senin (17/10/2016).
Advertisement
Weerachon Sukondhapatipak, juru bicara junta militer menolak mengomentari isu ini.
Advertisement
"Ini bukan saatnya untuk mendiskusikan politik," ujar Sukondhapatipak.
Kendati perbincangan terkait masa depan Thailand pasca-wafatnya Raja Bhumibol sangat terbatas di ruang-ruang publik di negeri itu --terkait dengan keberadaan hukum Lese Majeste, namun spekulasi sulit dipungkiri terus berkembang. Salah satunya terkait pengembalian kekuasaan ke tangan pemerintahan sipil dan rencana pemilu pada 2017.
Saat ini Thailand telah memulai masa berkabungnya yang diumumkan akan berlangsung satu tahun. Pemerintah pun telah meminta agar semua perayaan dihindari selama 30 hari ke depan sementara masyarakat diimbau untuk mengenakan pakaian berwarna hitam.
Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej dikenal atas pengabdiannya dalam membantu masyarakat miskin pedesaan termasuk di antaranya melalui sejumlah proyek-proyek pembangunan pertanian. Ia juga menjadi simbol pemersatu negara yang rentan pecah akibat kekacauan politik.
Kini setelah kepergiannya pada Kamis 13 Oktober lalu, junta militer meyakinkan rakyat bahwa ekonomi dan administrasi pemerintahan akan bekerja seperti biasa.
"Semuanya akan berlanjut sesuai dengan roadmap," ujar Wakil Perdana Menteri Thailand, Wissanu Krea-ngam dalam wawancara dengan televisi pemerintah pada Jumat 14 Oktober lalu.
Sembari menunggu suksesi Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn, Kepala Dewan Penasihat Kerajaan Thailand, Prem Tinsulanonda ditunjuk sebagai wali negeri atau pemangku raja sementara. Pangeran Vajiralongkorn mengatakan kemungkinan upacara penobatannya akan berlangsung setidaknya satu tahun mendatang.
Putra satu-satunya Raja Bhumibol Adulyadej dan Ratu Sirikit itu mengatakan masih membutuhkan lebih banyak waktu, untuk berkabung atas kepergian sang ayah.
Sensor terhadap media asing dilaporkan meningkat pasca-wafatnya Raja Bhumibol Adulyadej. Kementerian Luar Negeri Thailand bahkan sempat mengkritik sejumlah media asing yang dinilai bersifat 'manipulatif dan provokatif'.