Liputan6.com, Bangkok - Raja Bhumibol Adulyadej yang dicintai itu telah pergi. Thailand pun basah oleh air mata. Bagi rakyat, mendiang bukan sekedar penguasa, namun sosok 'setengah dewa'. Ia dihargai atas upayanya membantu penduduk miskin.
Sang raja juga menjadi figur pemersatu, simbol stabilitas di tengah negeri yang kerap didera konflik politik -- yang diwarnai sejumlah kudeta dan 20 pergantian konstitusi.
Pada Jumat 14 Oktober 2016, ribuan orang membingkai rapat jalanan Kota Bangkok, untuk menyaksikan iring-iringan jenazah sang raja.
Sepanjang jalan, orang-orang menangis sambil mengangkat foto Bhumibol. Jutaan warga yang lain menyaksikan lewat siaran langsung televisi dengan mata basah.
Sebelum dikremasi, jenazah Raja Bhumibol disemayamkan selama 100 hari di Kuil Buddha Zamrud (Wat Phra Kaew) yang terletak di Kompleks Istana Kerajaan di Bangkok -- di mana para orang-orang berdatangan memberikan penghormatan terakhir.
"Ini adalah kehilangan terburuk dalam hidupku," kata salah satu pelayat, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (15/8/2016).
Masa berkabung ditetapkan selama setahun, bendera setengah tiang dikibarkan 30 hari penuh, orang-orang diminta untuk berpakaian warga gelap, acara 'sukacita' seperti penayangan film, konser, dan ajang olah raga dibatalkan atau ditunda.
Setelah itu ketidakpastian membayangi Thailand. Terutama soal suksesi.
Tak lama setelah sang raja mangkat, PM Thailand, Prayuth Chan-ocha mengumumkan sang putra mahkota, Maha Vajiralongkorn akan menggantikan duduk di singgasana. Kelak ia akan dinobatkan sebagai Raja Rama X.
Perwaris takhta berusia 64 tahun itu kurang dikenal oleh rakyat Thailand. Ia sama sekali tak bisa dibandingkan dengan popularitas Raja Bhumibol. Maha Vajiralongkorn lebih sering berada di luar negeri, terutama di Jerman.
Namun, keluarga kerajaaan Thailand dilindungi oleh hukum lèse majesté yang melindungi para ningrat dari penghinaan. Dilarang mengkritik, barang siapa melanggar, bui menanti.
Di dunia luar, kabar mengemuka calon raja Thailand justru didominasi berita negatif tentang gaya hidupnya.
Berikut 4 hal menarik Maha Vajiralongkorn, pewaris takhta monarki paling kaya di dunia di tengah di tengah konflik yang melanda negaranya:
1. Pilot Militer
Maha Vajiralongkorn lahir pada 28 Juli 1952 di Bangkok. Ia adalah anak kedua pasangan Raja Bhumibol dan Ratu Sirikit. Satu-satunya keturunan pria.
Sang pangeran menjalani pendidikan di sekolah elite di Inggris dan Australia, juga menjalani pelatihan militer di Negeri Kanguru, tepatnya di Royal Military College.
Â
Saat kembali ke Thailand, ia bergabung di angkatan bersenjata, menjadi pilot militer. Seperti dikutip dari Channel News Asia, Vajiralongkorn mulai tertarik menerbangkan pesawat setelah mempelajarinya di Amerika Serikat.
Maha Vajiralongkorn dipilih sebagai pewaris takhta pada 28 Desember 1972. Itu artinya, ia sudah jadi putra mahkota selama 44 tahun.
Advertisement
2. Penuh Skandal
Maha Vajiralongkorn diketahui menikah tiga kali. Perkawinannya dengan istri kedua dan ketiga berakhir kontroversial.
Setelah pernikahan keduanya bubar, ia memutuskan hubungan dengan mantan istrinya dan mengabaikan empat anak yang dihasilkan dari pernikahan itu.
Saat militer mengambil alih kekuasaan sipil, ketika rakyat berada di tengah ketidakpastian, Maha Vajiralongkorn tak ada di negerinya.
Sang pangeran memilih tinggal di tinggal di sebuah hotel bintang lima di wilayah pedesaan Hampshire, Inggris.
Pangeran Maha Vajiralongkorn, istrinya Putri Srirasmi -- yang kini mantan --Â dan rombongannya yang berjumlah 30 orang menguasai sebuah sayap bangunan Hotel Tylney Hall yang berada di Desa Rotherwick.
Tarif kamar hotel itu tak murah, 250 poundsterling semalam. Sementara untuk Duke and Duchess Suites yang memiliki tempat tidur empat tiang dan bak mandi whirlpool dibanderol 530 poundsterling semalam.
Junta militer juga memblokir media Inggris, MailOnline atau Daily Mail yang pernah memuat kembali artikel video pesta mewah yang diadakan sang putra mahkota dan istri untuk merayakan ulang tahun anjing pudel mereka, Foo Foo -- yang pernah bikin heboh tahun 2009 lalu.
Foo foo bukan anjing biasa. Pudel itu punya pangkat marshal di Angkatan Udara Thailand. Saat mati, ia dimakamkan dengan penghormatan.
Video tersebut direkam di Istana Kerajaan atau Thai Royal Palace di Bangkok. Menunjukkan sang putri yang tampil nyaris polos, hanya mengenakan G-string di depan para tamu dan pelayan.
Setelah bercerai dari istri ketiganya, Vajiralongkorn diketahui berhubungan dengan Suthida Nu, mantan pramugari.
Keduanya tertangkap kamera berada di Bandara Munich, Jerman, disambut penuh penghormatan dengan karpet merah yang tergelar.
3. Kekhawatiran Junta Militer
Menurut Guardian, junta militer yang berkuasa khawatir atas persahabatan Putra Mahkota Vajiralongkorn dengan mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra -- yang digulingkan lewat kudeta.
Dalam pesan yang dikirim duta besar Amerika Serikat untuk Thailand tahun 2005 -- yang dibocorkan WikiLeaks --disebutkan, Thaksin telah lama berkelindan (erat menjadi satu) dengan masa depan putra mahkota.
Kalangan lain di Jerman mengetahui tentang hadiah yang diberikan oleh Thaksin kepada sang pewaris takhta tahun 2001, yaitu sebuah Maybach, mobil mewah seharga 500 ribu poundsterling yang belakangan dijadikan bagian dari armada kendaraan kerajaan.
Rentetan fakta itu juga yang membuat kaum elite ingin menyingkirkan pengaruh Thaksin. Kemenangan besarnya dalam Pemilu 2001, disusul pada Pemilu 2005 adalah sinyal yang bikin panik kalangan darah biru.
Kudeta pun dilancarkan, untuk menggulingkan jutawan komunikasi itu. Adiknya, mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra belakangan menemui nasib serupa.
Advertisement
4. Upaya Memoles Citra
Kubu kaum ningrat sebenarnya lebih menyukai Putri Maha Chakri Sirindhorn sebagai penerus takhta. Masalahnya, ia adalah seorang perempuan.
Namun, pada April 2014 lalu pihak istana membuat suatu keputusan penting yang menohok Dewan Penasihat Kerajaan tempat elite berkumpul. Yakni, dengan menunjuk Pangeran Maha Vajiralongkorn sebagai kepala suatu badan baru dalam militer, yakni Satuan Keamanan Administrasi Kerajaan (Royal Administration Security Unit).
Selain itu, korps Pengawal Kerajaan 904 ditaruh di bawah kendalinya. Pengawal Kerajaan 904 merupakan suatu resimen infantri enam batalyon yang ditugaskan untuk mengawal keluarga kerajaan sejak didirikan pada tahun 1859.
Pemberian kekuasaan tambahan bagi putra mahkota dianggap sebagai cara untuk menangkal perselisihan terkait suksesi. Memuluskan jalannya menuju penobatan.
Beberapa tahun terakhir, sang pangeran juga berupaya meningkatkan reputasinya di mata rakyat Thailand.
Tahun lalu, ia memimpin ribuan pesepeda di jalanan kota Bangkok, dalam dua ajang olah raga yang digelar untuk menghormati orangtuanya.
Ia mencitrakan diri sebagai putra yang berbakti dan sayang pada orangtua .