Rusia Uji Coba Hulu Ledak Nuklir Hipersonik RS-18

Senjata itu diklaim 2.000 kali lebih besar dari pada bom Hiroshima. Tanda Perang Dunia III dimulai?

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 27 Okt 2016, 15:19 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2016, 15:19 WIB
Rusia
Misil Rusia. (russia-insider.com)

Liputan6.com, Moskow - Rusia meningkatkan kesiapsiagaan militernya. Sejumlah orang menduga, ada kemungkinan, peningkatan itu terkait dengan rumor yang beredar soal ketegangan Negeri Beruang Merah itu dengan Amerika Serikat -- yang disebut-sebut bakal memicu Perang Dunia III.

Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya meminta warganya di seluruh penjuru dunia untuk pulang. Belakangan, di Moskow, kementerian pertahanan mempersiapkan penduduk untuk menyelamatkan diri dari serangan senjata nuklir.

Permintaan pembuatan bunker di Negeri Beruang Merah juga dilaporkan meningkat.

Sebelumnya, Rusia juga memamerkan 'Satan' dan 'Satan II' yang diklaim mampu menghancurkan wilayah Pantai Timur AS serta Texas.

Baru-baru ini pada Selasa 25 Oktober 2016 lalu, sebuah laporan mengklaim Rusia telah melakukan uji coba senjata prototipe hulu ledak nuklir hipersonik.

Dikutip dari Daily Mail yang melansir Russian Today, pada Kamis (27/10/2016), tentara Rusia meluncurkan RS-18 misil balistik yang diklaim sebagai senjata hipersonik.

RS-18 itu rencananya akan ditempelkan di senjata supernuklir Satan 2 yang diklaim mampu menghancurkan Texas bahkan sanggup menghapus Inggris dan Wales dari peta Bumi. Senjata itu diklaim 2.000 kali lebih besar dari pada bom 'Little Boy' yang pernah dijatuhkan ke Hiroshima.

Laman MilitaryRusia.ru mengatakan peluncuran senjata itu merupakan bagian dari uji coba hulu ledak hipersonik, yang dikenal dengan 'object 4202' atau Aeroballistic Hypersonic Warhead.

Uji coba itu diyakini dilakukan di sebuah lokasi di dekat Kota Yasny, selatan Urals. Dan hulu ledak itu mampu mencapai target mereka di wilayah Kamchatka, timur jauh Rusia.

"Uji coba sukses. Hulu ledak itu mampu mencapai target di Kura," kata Kementerian pertahanan Rusia.

Senjata hipersonik ini diyakini berbeda dengan hulu ledak misil balistik konvensional yang hanya mampu menembus lapisan stratosfer.

Sementara RS-18 itu diklaim mampu menembak wilayah yang lebih jauh yang memiliki sistem anti misil.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya