Top 3: Heboh Fakta Mengerikan di Pembunuhan 2 WNI Hong Kong

Kasus pembunuhan tersebut mengguncang Hong Kong. Jarang ada kejahatan sebesar itu yang melibatkan ekspatriat yang ada di sana.

oleh Arie Mega PrastiwiAlexander LumbantobingNurul BasmalahKhairisa Ferida diperbarui 27 Okt 2016, 19:15 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2016, 19:15 WIB
Sosok 2 WNI yang Dibunuh di Hong Kong
Sumarti Ningsih dan Jesse Lorena dibunuh secara sadis oleh seorang bankir, Rurik Jutting. Mereka ditemukan tewas di apartemen milik tersangka di Wan Chai, Hong Kong.(The Telegraph)

Liputan6.com, Jakarta - Pada November 2014, warga Hong Kong dikejutkan temuan mayat wanita yang sudah membusuk dalam koper. Ternyata, itu adalah salah satu WNI wanita yang menjadi korban pembunuhan di Hong Kong. 

Walaupun terjadi sekitar 2 tahun lalu, fakta-fakta seputar kejahatan tersebut menjadi pusat perhatian pembaca Liputan6.com pada Kamis (27/10/2016) sore.

Kemudian, perhatian pembaca tersedot kepada ucapan Donald Trump yang menuduh Hillary Clinton akan menyeret dunia ke dalam Perang Dunia III, karena rencana kebijakan Menteri Luar Negeri AS tersebut.

Terakhir, pembaca tertarik tentang 10 hal unik terkait Samudra Hindia.

Berikut Top 3 Global selengkapnya:

1. 4 Fakta Mengerikan Pembunuhan 2 Perempuan WNI yang Hebohkan Dunia

WNI di Hong Kong, Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih berakhir dengan tragis di tangan seorang pegawai Bank of America, Rurik Jutting.

Rurik Jutting adalah lulusan salah satu universitas paling bergengsi di dunia, Cambridge University. Pria Inggris itu juga hidup mapan sebagai bankir di Hong Kong. Ia bekerja di Bank of America Merrill Lynch.

Namun, siapa sangka, kekejaman tersembunyi di balik sosoknya yang pendiam.

Pada 1 November 2014, para penyelidik menemukan seorang perempuan, tak bernyawa, dalam kondisi telanjang dengan luka tusuk di leher dan bokongnya di ruang tengah sebuah flat di lantai 31 kompleks apartemen mewah di Distrik Wan Cai.

Jasad wanita lainnya ditemukan membusuk di sebuah koper di balkon. Tubuhnya yang termutilasi sebagian dibungkus lembaran karpet.

Selanjutnya...


2. 3 Alasan Donald Trump Tuduh Hillary Bakal Picu Perang Dunia III

Seorang pria berjalan di antara reruntuhan bangunan setelah terjadi serangan udara di al-Qaterji dekat Aleppo, Suriah (25/9) (Reuters)

Donald Trump baru saja berkoar bahwa kebijakan luar negeri yang direncanakan rival beratnya, Hillary Clinton di Suriah mampu membuat Perang Dunia III pecah.

Rencana itu berupa 'zona larangan terbang' di Suriah. Hillary mengemukakan kebijakan itu di debat pamungkas pada 19 Oktober 2016 di Nevada.

Sebagai catatan, kebijakan zona larangan terbang hanya berlaku untuk pesawat tempur.

Trump mengatakan, seharusnya AS fokus untuk mengalahkan ISIS daripada mengurusi Presiden Suriah Bashar al-Assad dan memaksanya untuk lengser dari jabatannya.

Trump mengkritik keras kebijakan Hillary yang justru akan membawa 'kiamat' di Suriah.

Selanjutnya...


3. 10 Fakta Menarik tentang 'Ladang Permata' Samudra Hindia

Ilustrasi Samudra Hindia (AFP)

Bertempat di Nusa Dua, Bali, saat ini tengah berlangsung rangkaian pertemuan IORA, yaitu perkumpulan negara-negara di di kawasan Samudera Hindia yang berlangsung sejak 21 hingga 27 Oktober mendatang. Berdiri pada Maret 1997, keberadaan IORA tak kalah penting dibanding kerjasama regional lainnya seperti APEC atau ASEAN.

"Di lingkar Samudra Pasifik, IORA merupakan satu-satunya platform atau forum untuk berdiskusi. Kalau tidak ada organisasi maka potensi konflik untuk "meledak" akan semakin besar," demikian disampaikan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Desra Percaya di Nusa Dua, Bali, Selasa 25 Oktober 2016.

Berada pada urutan ketiga sebagai lautan terbesar dunia, Samudra Hindia berbatasan dengan selatan Asia di bagian utara dan Jazirah Arab serta Afrika di bagian barat.

Selanjutnya...

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya