Militan Suriah Lancarkan Kampanye Rebut Ibu Kota ISIS

Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung oleh AS telah melancarkan operasi untuk merebut Raqqa sejak 8 November 2016.

oleh Citra Dewi diperbarui 07 Nov 2016, 11:03 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2016, 11:03 WIB
Pasukan SDF di Raqqa, Suriah
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) di Raqqa, Suriah (Reuters)

Liputan6.com, Raqqa - Kelompok militan di Suriah yang didukung oleh Amerika Serikat, sejak Minggu 8 November 2016, telah melancarkan operasi untuk merebut Raqqa -- yang diklaim secara sepihak sebagai ibu kota ISIS.

Pasukan Demokratik Suriah (SDF) mengatakan dalam sebuah pernyataan, mereka telah mendirikan pusat operasi bersama pada 7 November malam, dalam rangka kampanye militer "Euphrates Rage".

Operasi itu melibatkan sejumlah kelompok militan Arab Saudi, Kurdi, serta Turkmen. Mereka juga akan berkoordinasi dengan pasukan internasional.

Operasi tersebut diumumkan hanya beberapa hari setelah pasukan Irak memasuki Mosul, di mana saat ini mereka sedang melakukan pertempuran sengit dengan militan ISIS.

"Kami memulai operasi untuk membebaskan Raqqa dari ISIS...operasi itu akan dilakukan dengan bantuan serangan udara dari Amerika," ujar juru bicara SDF, Brigadir Jenderal Talal Ali Selo.

"(Operasi) akan dimulai dengan mengambil pedesaan Raqqa dan kemudian membebaskan kotanya," imbuh Selo.

Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Ash Carter mengatakan, ia menyambut pengumuman dimulainya operasi pembebasan Raqqa dari ISIS.

"Upaya ini untuk mengisolasi, dan akhirnya membebaskan, Raqqa menandai langkah berikutnya dari rencana kampanye koalisi," ujar Carter seperti dikutip dari CNN, Senin (7/11/2016).

"Koalisi internasional akan terus melakukan apa yang kami bisa untuk memungkinkan pasukan lokal di Irak dan Suriah untuk memberikan ISIL kekalahan abadi yang layak didapatkannya," tutur Carter yang menyebut ISIS dengan ISIL (The Islamic State of Iraq and the Levant).

Seorang pejabat militer AS mengatakan, pasukan SDF akan mulai bekerja di timur Raqqa untuk menutup "pintu belakang" yang digunakan sebagai jalur untuk melarikan diri, dan memotong rute pasokan ISIS antara Raqqa dan Mosul.

Dalam sebuah pernyataan, pasukan yang dipimpin AS melaksanakan Operation Inherent Resolve untuk mengalahkan ISIS dan mengatakan bahwa pihaknya akan terus mendukung SDF.

"Selama pertempuran di Irak melawan Da'esh (sebutan untuk ISIS) berlangsung, koalisi terus bekerja dengan sekutu kami, mitra kami, dan anggota koalisi dalam memperhalus rencana militer untuk mengisolasi dan membebaskan Raqqa," ujar dia.

SDF menyeru kepada warga sipil di Raqqa untuk menghindari tempat berkumpulnya ISIS karena berpotensi dijadikan target serangan oleh pasukan SDF dan koalisi.

Pernyataan itu juga menyerukan kekuatan regional dan internasional untuk memberikan dukungan logistik, moral, dan politik dalam operasi pembebasan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya