Syuting Film Pembajakan Pesawat Digagalkan Pembajakan Sungguhan

Airbus A320 milik maskapai Afriqiyah Airways jadi korban pembajakan dan dialihkan ke Malta.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 25 Des 2016, 06:36 WIB
Diterbitkan 25 Des 2016, 06:36 WIB
Pembajakan pesawat Afriqiyah Airways
Perempuan dan anak-anak merupakan penumpang pertama yang dibebaskan dari pembajakan pesawat Afriqiyah Airways (Reuters)

Liputan6.com, Lija - Airbus A320 milik maskapai Afriqiyah Airways yang menempuh rute domestik Sabha-Tripoli di Libya dipaksa terbang dan mendarat di  Bandara Internasional Malta. Pesawat tersebut menjadi korban pembajakan pada Jumat 23 Desember 2016.  

Kebetulan, saat kapal terbang yang membawa 118 orang itu menyentuh landasan, di bandara yang sama sedang dilakukan syuting atau pengambilan gambar film bertema pembajakan.

"Sangat ironis karena di bandara yang sama ada insiden pembajakan sungguhan," kata Wali Kota Libya, Magda Magri Naudi seperti dikutip dari BBC, Minggu (25/12/2016).

Kapal terbang yang terlibat pembajakan pesawat Libya. (Reuters)

Wali kota Naudi mengatakan, kru film terpaksa menghentikan pengambilan gambar saat pesawat Afriqiyah Airways yang dibajak mendarat di Bandara Internasional Malta.

Film yang dimaksud,  yang terinspirasi Insiden Entebbe, mengisahkan pembajakan yang pernah terjadi di Uganda 40 tahun lalu.

Namun berbeda dengan insiden di Malta -- ketika dua pelaku  menyerahkan diri dengan damai pada aparat dalam hitungan jam-- pembajakan di Uganda makan korban jiwa.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Operasi Rahasia Israel

Pada 1976, pasukan khusus Israel membebaskan 105 sandera dalam serangan mendadak di Bandara Entebbe, Uganda.

Kala itu Air France berpenumpang 250 orang dibajak dalam perjalanan dari Tel Aviv ke Paris -- dan dialihkan ke Entebbe. Sebagian besar penumpang adalah warga Israel.

Para pembajak menuntut pembebasan 54 militan di Israel dan empat negara lain, juga uang tebusan US$ 5 juta. Penyanderaan berlangsung selama sepekan.

Operasi rahasia penyelamatan Air France dilakukan komando elite yang dipimpin Yonatan Netanyahu, saudara PM Israel saat ini, Benjamin Netanyahu.

Pasukan itu terbang selama 8,5 jam, menempuh jarak 4.000 kilometer, melalui zona udara rawan di bawah jangkauan radar lawan untuk melancarkan serangan kejutan.

Agen Mossad Mike Harari juga memainkan peranan penting saat komando Israel melancarkan operasi penyelamatan sandera di Entebbe, Uganda 1976.


Penyerbuan tersebut menewaskan delapan penyandera dan 20 tentara Uganda -- sebelum menerbangkan pesawat beserta awak serta penumpang kembali ke Israel.

Tiga sandera tewas dalam kejadian tersebut, juga Yonatan Netanyahu -- satu-satunya korban tewas dari pihak pasukan Israel.

Film berjudul Raid on Entebbe rencananya akan dirilis tahun depan. Menurut informasi dari situs IMDB, film tersebut dibintangi  Rosamund Pike, Vincent Cassel, dan Daniel Bruhl.

Media Times of Malta melaporkan, perdana menteri kala itu Dom Mintoff melarang pengambilan gambar tentang pembajakan. Alasannya, hal tersebut mengelu-elukan kekerasan.

Saksikan juga video berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya