Liputan6.com, Istanbul - Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu mengatakan korban tewas di penembakan malam tahun baru di kelab malam elite meningkat dari 35 orang menjadi 39. Di antara mereka, 16 orang merupakan warga negara asing.
Ia juga menambahkan, bahwa pelaku adalah seorang diri dan belum tertangkap. Laporan awal menyebut pelaku ada dua orang dan salah satunya telah ditembak mati, namun diralat oleh Soylu. Demikian dikutip dari The Guardian, Minggu (1/1/2017).
Baca Juga
Sementara itu, korban luka penembakan Turki itu mencapai 69 orang. Saksi mata mengatakan seorang pelaku menggunakan baju sinterklas.
Advertisement
Sinterklas gadungan itu membawa senapan laras panjang. Sebelum masuk ke kelab malam elite Reina Club, ia menembak mati petugas polisi. Aksi dilakukan pada Minggu 1 Januari 2017 pukul 01.45 waktu setempat.
Pelaku juga diduga melempar bom asap selama penembakan berlangsung. Ia juga terlihat tenang mengisi ulang peluru di senjatanya sebelum menembak lebih banyak korban.
Laman berita Turki, Virgul melaporkan si pembunuh berteriak dalam bahasa Arab selama penyerangan berlangsung.
Saksi mata bernama Sinem Uyanik mengatakan, ia harus mengangkat puluhan jasad tewas yang menimpanya agar bisa bebas. Sementara suaminya, Lutfu terluka.
"Sebelum aku sadar apa yang terjadi, suamiku jatuh menimpaku," katanya.
"Aku juga harus menyingkirkan beberapa jasad agar aku bisa keluar dari situ," tambah Sinem. Sang suami terluka namun tak membahayakan jiwanya.
Rekaman dari TV Turki memperlihatkan setidaknya ada enam ambulans wira-wiri mengevakuasi pengunjung yang terluka.
Kelab malam itu terletak di dekat Teluk Bosporus yang membelah Istanbul jadi dua.
Lebih dari 17.000 polisi dikerahkan untuk bertugas di Istanbul. Turki telah menderita serangan teror sepanjang 2016.