Liputan6.com, Oslo - Transmisi radio FM pertama kali ditemukan pada 1933 di Amerika Serikat (AS). Meski awalnya pertumbuhannya sangat lambat, lama-lama gelombang tersebut menjadi sangat populer di seluruh dunia.
Ketenaran FM disebabkan, transmisi tersebut menggunakan teknologi yang membuat suara lebih jernih dibanding transmisi AM.
Tapi era FM sebentar lagi akan usai. Setelah 60 tahun menggunakan transmisi FM Norwegia memutuskan untuk mematikannya.
Advertisement
Keputusan Norwegia tersebut menjadi mereka negara pertama yang mematikan FM. Setelah Norwegia, langkah ini diperkirakan akan diikuti negara lain dalam waktu dekat salah satunya Swiss.
Penghentian tersebut akan dimulai pada pekan depan. Kota pertama yang mematikan FM adalah Bodoe.
Setelah itu, pada akhir 2017, seluruh Norwegia mematikan transmisi FM di negaranya. Nantinya, FM akan digantikan dengan transmisi baru DAB.
DAB merupakan transmisi digital. Gelombang ini mempunyai suara yang lebih jernih dibanding FM.
Baca Juga
Menurut Kepala Project Radio Digital Norwegia, Ole Jorgen Torvmark rencana ini sudah diumumkan sejak 2015. Namun, baru bisa terwujud sepenuhnya pada 2017.
Sementara itu, pembahasan keputusan ini telah dibawa ke Parlemen Norwegia pada 2011. Keputusan pun diambil karena biaya untuk mempunyai dua transmisi radio FM dan DAB sangat tinggi.
Selain mahal, penduduk Norwegia yang cuma lima juta orang semakin memperkuat putusan ini. Menurut Parlemen Norwegia, biaya transmisi FM delapan kali dibanding DAB.
"Digitalisasi radio akan membuka pintu bagi lebih luasnya jangkuan saluran radio dan juga memberi keuntungan bagi pendengar di seluruh negara," sebut Menteri Budaya Norwegia, Thorhild Widvey seperti dikutip dari Washington Post.
"Pendengar akan punya akses materi radio lebih beragam dan plural dan mereka akan menikmati kualitas suara yang lebih bagus," Widvey mengatakan.
Keputusan mematikan FM tak sepunuhnya diterima rakyat Norwegia. Sebuah jajak pendapat pada musim panas lalu menyebut 66 persen menolak dimatikannya transmisi FM.