Liputan6.com, Colongne - Pada malam tahun baru pergantian 2016 ke 2017, sejumlah laporan menyatakan para perempuan mengalami pelecehan seksual secera massal oleh banyak pria bermuka Timur Tengah dan Afrika.
Para penyerang diduga imigran yang baru saja datang ke negara itu.
Baca Juga
Kisah itu pertama kali dilaporkan majalah Jerman, Bild. Majalah itu menulis artikel bertanggal 6 Februari 2017 tentang cerita 900 imigran mabuk menyerang sejumlah perempuan dan melakukan pelecehan seksual.
Advertisement
Dikutip dari SBS.com.au pada Jumat (17/2/2017), ada kutipan dari diduga korban menyebut, "Mereka menyentuh tubuhku, membuka rokku, menyentuh kemaluan, dada, seluruh tubuhu. Aku dan teman-teman perempuanku. Lalu makin banyak pria datang. Tangan mereka ada di mana-mana."
Namun, polisi mengatakan tak ada dasar bukti klaim itu. Dan mereka memulai investigasi para saksi mata atas laporan otu
"Tak ada serangan massal seksual yang dilakukan oleh para pencari suaka itu," kata polisi lokal dalam sebuah pernyataan.
Investigasi mendalam dan besar-besaran polisi menemukan bahwa tuduhan itu tidak dapat dipertahankan dan tak berdasar.
"Inspeksi menyeluruh menelusuri panggilan darurat dan penugasan aparat yang diterjunkan ke lokasi pada malam itu memperlihatkan tidak ada bukti terjadinya aksi kriminal dan dugaan serangan massal," lanjut keterangan polisi.
Setelah menanyakan banyak saksi mata, polisi meragukan tentang kribilitas mereka. Karena salah satu terduga korban mengaku tidak berada di kota itu saat terjadi serangan seksual massal.
Bild mengeluarkan permintaan maaf atas artikel itu dan menghapusnya dari situs mereka. Namun, artikel itu sudah ditulis ulang oleh laman sayap kanan semacam Breitbart.
"Dengan penuh penyesalan, kami staf editorial mengatakan bahwa laporan pernyataan dan tuduhan dari para orang yang mengaku korban tak bisa dikonfirmasi polisi dan sangat tidak meyakinkan," tulis editorial Bild.
Bild mengatakan para pelayan restoran, dan manajer serta dua stafnya telah membuat kisah palsu kepada majalah itu.
Namun demikian, polisi akan terus menginvestasi siapa di balik hoax itu dan mungkin akan membawa ke ranah hukum.
Kisah berawal pada malam tahun baru di Cologne yang mengatakan ada sekitar 1.000 orang menyerang sejumlah perempuan di alun-alun kota
Polisi menerima 100 laporan termasuk percobaan pemerkosaan.
Pada waktu itu, kepala polisi Wolfgang Albers mengatakan para saksi mata dan perempuan yang melaporkann telah diserang oleh banyak pria berparas "Arab dan Afrika Utara."
Jerman kini tengah menghadapi pemilu tahun ini, sementara isu imigran dan pencari suaka menjadi topik hangat di negeri itu.