Liputan6.com, Kuala Lumpur - Siti Aisyah tersenyum lebar dalam foto itu, memamerkan deretan gigi putih yang dipagari behel.
Malam itu, Minggu 12 Februari 2017, ia menghadiri pesta yang digelar untuk merayakan dua hal: ulang tahun sekaligus debutnya jadi 'artis'.
Advertisement
Jika pengakuannya benar adanya, kala itu Siti Aisyah sama sekali tak mengira, aksinya pertamanya dalam reality show di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA2) adalah bagian dari plot pembunuhan Kim Jong-nam, mantan putra mahkota Dinasti Kim di Korut sekaligus kakak sang diktator yang kini berkuasa, Kim Jong-un.
Perempuan yang sudah lama merantau ke Negeri Jiran itu tak sendirian. Ia melakukan aksinya bersama Doan Thi Huong, asal Vietnam.
Siti Aisyah ditugaskan menyemprotkan cairan ke wajah target, sementara Huong bertugas meraupkannya dari belakang.
Baca Juga
Tak disangka, cairan yang mereka kira sebagai baby oil itu ternyata diduga kuat racun yang menyerang syaraf, VX nerve agent. Kim Jong-nam tewas dalam waktu 15-20 menit setelah serangan. Dan karena tak mencuci tangannya dengan betul, Huong pun sempat sakit.
Kini keduanya harus berurusan dengan hukum. Dakwaan akan dibacakan untuk Siti Aisyah dan Doan Thi Huong pada Rabu 1 Maret 2017.
Jaksa Agung Malaysia, Mohamed Apandi Ali mengatakan, jika terbukti bersalah, keduanya terancam hukuman mati.
"Mereka akan menghadapi dakwaan di pengadilan berdasarkan Pasal 302 (pembunuhan) hukum pidana," kata dia seperti dikutip dari News.com.au, Selasa (28/2/2017).
Sebaliknya, jika nantinya Siti Aisyah -- juga Huong -- ternyata terbukti diperdaya, maka upah yang diterimanya sebesar 400 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 1,2 juta tak sebanding dengan risiko hukuman gantung yang dihadapinya.
Polisi juga menahan dua tersangka lain dalam insiden pembunuhan yang terjadi 13 Februari 2017 lalu, yakni seorang warga Malaysia yang keluar tahanan dengan jaminan dan seorang WN Korut yang masih meringkuk dalam tahanan.
Saat ditanya, apakah warga Korut tersebut akan segera didakwa, Jaksa Agung Apandi mengatakan, hal itu tergantung hasil penyelidikan.
Aparat Malaysia juga sedang memburu tujuh warga negara Korut lainnya -- empat di antaranya sudah kabur pada hari kematian Kim Jong-nam. Mereka diduga berada di Korut.
Pembunuhan terhadap Kim Jong-nam terjadi di tengah ramainya penumpang di terminal keberangkatan dan diduga direncanakan dengan matang.
Diduga agen Korut memberikan VX ke tangan [Siti Aisyah](Siti Aisyah "") dan Huong, yang kemudian memindahkannya ke wajah korban -- yang tewas dalam perjalanan ke rumah sakit.
Berdasarkan informasi dari badan intelijen, anggota parlemen Korea Selatan mengatakan, empat dari warga Korut yang teridentifikasi sebagai tersangka berasal dari Kementerian Keamanan Negara Korea Utara.