Survei: Banyak Warga AS Ingin Legalkan Ganja

Pada bulan Desember 2012, survei dengan hasil 51 persen responden mendukung legalisasi mariyuana atau ganja.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 22 Apr 2017, 06:48 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2017, 06:48 WIB
Ilustrasi-Ganja
Ilustrasi Ganja (Liputan6.com)

Liputan6.com, Washington DC - Para penggemar mariyuana atau ganja di Amerika Serikat merayakan 20 April – 4/20 atau hari ganja – sebagai hari libur tak resmi. Namun tahun ini ada sesuatu yang menarik, yakni data hasil survei terbaru yang menunjukkan dukungan legalisasi narkoba mencapai titik tertinggi.

Enam puluh persen warga Amerika mengatakan mereka mendukung legalisasi marijuana, demikian menurut sebuah survei yang dirilis hari Kamis oleh Quinnipiac University. Survei yang sama dilaksanakan pada bulan Desember 2012, menunjukkan 51 persen responden mendukung legalisasi.

"Dari stigmatisasi sebagai obat berbahaya yang berada di bawah bayang-bayang, hingga diterima menjadi perawatan beragam penyakit, ke gerai rekreasional yang diterima luas, marijuana telah masuk menjadi arus utama," ujar Tim Malloy, asisten direktur Quinnipiac University Poll, ujarnya dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari VOA News, Sabtu (21/4/2017). 

Menurut survei, 94 persen responden mereka mendukung penggunaan ganja oleh orang dewasa untuk tujuan-tujuan pengobatan -- selain itu tingkat dukungan tertinggi tampak dalam sejarah survei ini.

Tujuh puluh tiga persen warga Amerika mengatakan mereka menentang penegakkan hukum oleh undang-undang federal yang menentang ganja di negara-negara bagian yang telah melegalisasi mariyuana untuk pengobatan atau rekreasional.

Saat ini, 29 negara bagian telah melegalisasi penggunaan mariyuana untuk tujuan pengobatan, dan delapan negara bagian dan District Columbia telah melegalisasi penggunaan untuk tujuan rekreasional.

Pendukung ganja di seluruh negeri menyelenggarakan perhelatan untuk merayakan hari libur semu tahunan tanggal 20 April.

Di Washington, D.C., para aktivis merencanakan untuk mendistribusikan tempat gratis bagi para staf kongres di Capitol Hill. Meskipun demikian, polisi di Capitol Hill menghentikan acara itu, dan menahan dua orang wanita dan satu pria, dan menuduh mereka dengan kepemilikan dan niat untuk mendistribusikan ganja. Empat wanita lain ditahan hanya atas dasar kepemilikan mariyuana.

"Polisi memutuskan untuk bermain politik dengan unjuk rasa dan mereka yang ditangkap tidak berbuat kejahatan. Kita akan berjumpa dengan mereka di pengadilan," ujar satu dari para penyelenggara, Nikolas Schiller.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya