Pilot Komersial Perempuan Pertama Pakistan Meninggal Dunia

Perempuan pertama Pakistan yang memperoleh lisensi pilot komersial, Shukriya Khanum, membuktikan bahwa kaum hawa dapat melakukan apa pun.

oleh Citra Dewi diperbarui 16 Mei 2017, 13:05 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2017, 13:05 WIB
Shukriya Khanum
Perempuan pertama Pakistan yang memperoleh lisensi pilot komersial, Shukriya Khanum (Shahid Masood)

Liputan6.com, Lahore - Seorang perempuan pertama Pakistan yang memperoleh lisensi pilot komersial, Shukriya Khanum, meninggal di Lahore akibat kanker pada usia 82 tahun.

Ia memenuhi syarat sebagai pilot pada 1959 setelah lulus dari Government College. Sekitar 30 tahun kemudian, baru ada perempuan lain yang mengikuti jejaknya.

Ketika Shukriya bergabung dengan satu-satunya maskapai penerbangan negara, yakni Pakistan International Airlines (PIA), pilot wanita tidak diizinkan menerbangkan pesawat komersial.

Ia kemudian menerima pekerjaan sebagai instruktur penerbangan di pusat pelatihan PIA, di mana Shukriya mengajar taruna muda.

Namun pada akhir 1970-an, setelah pemerintah militer Jenderal Zia ul-Haq mengambil alih kekuasaan dan darurat militer diberlakukan, Pakistan menjadi lebih konservatif.

Penyiar TV ternama Dr Shahid Masood yang merupakan keponakan Shukriya, mengingat bahwa bibinya mengatakan kepadanya bahwa Jenderal Zia tidak dapat mencerna gagasan tentang perempuan yang terbang bersama seorang pria di kokpit.

"Ia keberatan dengan itu dan Shukriya dilarang terbang dengan pria dan dibatasi bekerja sebagai instruktur lapang," ujar Masood seperti dikutip dari BBC, Selasa (16/5/2017). Ia menambahkan bahwa Shukriya agak terperanjat mendengar hal itu.

"Aku teringat bibiku berkata: 'Aku bekerja dengan para laki-laki ini. Beberapa di antaranya adalah muridku, yang lainnya adalah rekan kerja, dan aku menghabiskan banyak waktu bersama mereka, jadi apa yang salah dengan terbang bersama? Dan juga ada pramugari di pesawat, jadi mereka akan memberhentikannya juga'," tutur Masood.

Pilot Perempuan Lainnya

Dua perempuan lainnya, Ayesha Rabia dan Maliha Sami, menghadapi pembatasan serupa setelah mengikuti ujian pilot PIA pada 1980. Namun setelah Jenderal Zia meninggal pada 1989, PIA memanggil mereka dan mengundang untuk mengikuti latihan pilot formal.

"Selama sembilan tahun aku menunggu, karena peraturan tak mengizinkan perempuan untuk terbang," kata Rabia kepada BBC.

Sementara itu Sami terbang untuk pertama kali pada 1990, satu hari sebelum Rabia terbang perdana.

Pada 2005, Rabia menjadi kapten perempuan pertama Pakistan dari sebuah penerbangan berjadwal komersial. Satu tahun kemudian, ia terbang dalam penerbangan yang seluruh krunya adalah perempuan.

Qaiser Ansari (kiri) dan Shukriya Khanum (Qaisar Ansari)

Rabia mengingat hari pada tahun 1989, ketika ia bertemu dengan Shukriya Khanum di Karachi. Rabia sangat senang melihatnya dan menawarkan beberapa saran kepada Shukriya, yakni untuk fokus pada profesionalisme dan tidak membiarkan orang berpikir bahwa karena Anda perempuan, Anda tak bisa melakukannya.

Dalam salah satu foto Shukriya Khanum yang terkenal, ia terlihat beridri di samping pesawat dengan Qaiser Ansari, yang bekerja sebagai instruktur pesawat dalam klub penerbangan di Rawalpindi.

Ansari pun mengingat foot yang diambil ketika Shukriya membawanya terbang ke Pataro, sebuah kota kecil di distrik Jamshoro, Sindh. Foto itu diambil di sebuah lapangan terbang kecil yang dikenal dengan nama Bholari.

"Sepanjang hidupnya Shukriya mencoba sebaik mungkin membuktikan bahwa perempuan dapat melakukan apa pun," ujar Ansari. Ia menambahkan bahwa PIA gagal memberi Shukriya status yang pantas ia dapatkan.

Masood pun mengutarakan hal serupa, dengan menyebut bahwa bibinya telah kehilangan kesempatan untuk terbang selama tahun emasnya "Ia adalah perempuan pemberani dan tegas...," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya