Swiss Akan Torehkan Catatan Bersejarah, Hapus Energi Nuklir

Lebih dari 58% suara mendukung langkah menuju sumber energi ramah lingkungan dalam referendum hari Minggu.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 22 Mei 2017, 11:02 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2017, 11:02 WIB
Ilustrasi nuklir di Swedia. (AFP)
Ilustrasi nuklir di Swedia. (AFP)

Liputan6.com, Swiss - Pemerintah Swiss tengah dalam proses untuk menghapuskan tenaga nuklir. Langkah itu dilakukan guna mendukung energi terbarukan.

Melansir BBC, Senin (22/5/2017), lebih dari 58% suara dalam referendum pada Minggu 21 Mei mendukung upaya menuju penggunaan sumber energi ramah lingkungan.

Swiss memiliki lima pembangkit listrik tenaga nuklir yang sudah berumur, berfungsi menyediakan sepertiga dari kebutuhan energi negara. Dengan langkah baru itu, seluruhnya akan dinonaktifkan. 

Kendati demikian sejauh ini belum ada tanggal pasti untuk menonaktifkan fasilitas tersebut. Setelah itu Swiss akan meningkatkan penggunaan sumber energi dari matahari, angin dan tenaga air.

Pihak oposisi memperingatkan bahwa langkah menjauhi nuklir itu akan menelan banyak biaya dan menyebabkan 'cacat' pada lanskap negara. Namun presiden Partai Hijau Swiss, Regula Rytz, memuji langkah itu sebagai momen perubahan bersejarah.

"Masyarakat Swiss mengatakan 'tidak' untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir yang baru, dan 'ya' untuk pengembangan energi terbarukan," tambah Rytz.

"Kondisi tersebut akan membuat ekonomi dan rumah tangga negara ikut bertanggung jawab di masa depan. Ini benar-benar luar biasa."

Pemerintah Swiss pertama kali mengusulkan penghentian energi nuklir dalam mendukung energi terbarukan setelah pabrik Fukushima Jepang hancur akibat tsunami pada 2011. Langkah itu membuka jalan rencana penggunaan energi ramah lingkungan yang akan dimulai pada Januari 2018.

Sebelumnya, referendum untuk membatasi penggunaan pembangkit nuklir selama 45 tahun gagal mendapatkan dukungan pada November 2016.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya