Tak Makan dan Minum, Bocah 4 Tahun Meninggal di Samping Jasad Ibu

Chadrack Mulo berusia 4 tahun ditemukan tewas dalam posisi menempel di tubuh sang ibu.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 10 Jun 2017, 11:00 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2017, 11:00 WIB
Chadrack Mulo bocah penderita autisme ditemukan tewas dalam kondisi memeluk tubuh sang ibu yang juga meninggal dunia akibat epilepsi (Facebook/Chadrack Mulo)
Chadrack Mulo bocah penderita autisme ditemukan tewas dalam kondisi memeluk tubuh sang ibu yang juga meninggal dunia akibat epilepsi (Facebook/Chadrack Mulo)

Liputan6.com, London - Kisah sedih yang menyayat hati terjadi di ibu kota Inggris, London. Seorang anak laki-laki berusia empat tahun meninggal dunia karena tak mendapat pertolongan. Ia kelaparan selama dua minggu setelah sang ibu pingsan dan meninggal dunia di sebuah flat tempat mereka tinggal.

Dikutip dari laman The Guardian, Jumat (9/6/2017) Chadrack Mulo ditemukan tewas dalam posisi menempel di tubuh sang ibu. Salah seorang guru yang mengajar Chadrack merasa prihatin saat mendengar berita kematian muridnya.

Prasangka aneh telah dirasa oleh sang guru saat mencoba menelepon dan mengunjungi rumah keluarga Chadrack. Ia mengaku telah berkunjung selama dua kali ke Hackney di London timur tempat Chadrack tinggal. Namun tak mendapat respons hingga berita kematiannya terbongkar.

"Bocah itu tinggal sendirian di dalam rumah selama dua minggu setelah ibunya meninggal. Ia ditemukan beberapa hari kemudian dalam kondisi tak bernyawa," ujar Mary Hassell seorang petugas koroner.

Mary juga mengatakan, sang ibu yang bernama Esther Eketi-Mulo tiba-tiba meninggal setelah mengalami epilepsi. Chadrack yang diketahui sebagai penderita autisme tinggal sendirian di dalam rumah bersama jasad ibunya sendiri.

"Ia meninggal karena dehidrasi dan kelaparan," ujar Mary.

Salah satu tetangga yang bernama Justin King turut prihatin atas kematian sepasang anak dan ibu tersebut.

"Sangat menyedihkan, dan membuat saya kesal karena tak dapat melakukan upaya pertolongan," ujar Justin.

Tetangga lainnya yang bernama Marie Curie mengaku sedang berlibur saat kejadian. Bersama suami dan anak-anaknya, Curie berangkat ke Afrika untuk mengunjungi keluarga.

"Esther tampak cantik, ia dan anaknya begitu manis," ujar Curie.

Dalam sebuah laporan kepada Kementerian Perlindungan Anak, petugas koroner mengatakan bahwa pihaknya takut jika kejadian yang sama akan terulang kembali karena proses pencegahan yang sulit dilakukan.

Pihaknya juga menyoroti upaya pencegahan agar hal ini tidak terulang.

"Jika anak-anak tidak hadir dalam pertemuan di kelas dan tidak ada keterangan dari orang tua, maka pihak sekolah harus melakukan sebuah tindakan dengan mengirimkan stafnya ke rumah sang anak," ujar pihak koroner .

"Jika tidak ada jawaban yang pasti, segeralah laporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib, tambahnya.

Sementara itu pihak sekolah tempat di mana Chadrack belajar, mengumpulkan nomor telepon orang tua atau anggota keluarga masing-masing murid.

Petugas koroner pun juga memuji sekolah yang telah mengubah sistem agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.

Saksikan juga video menarik berikut ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya