Terkait Korut, Australia Tak Akan Jatuhkan Sanksi terhadap China

Australia menegaskan tidak akan menerapkan sanksi perdagangan langsung terhadap China yang menjalin hubungan dengan Korea Utara.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Jul 2017, 12:03 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2017, 12:03 WIB
PM Australia Malcolm Turnbull dan Kanselir Jerman Angela Merkel saat bertemu di Hamburg
PM Australia Malcolm Turnbull dan Kanselir Jerman Angela Merkel saat bertemu di Hamburg (AP Photo/Matthias Schrader, pool)

Liputan6.com, Hamburg - Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull menjelaskan, pihaknya tidak akan menerapkan sanksi perdagangan langsung terhadap China terkait jalinan hubungan negara itu dengan Korea Utara.

Hal tersebut disampaikan Turnbull di Hamburg, Jerman, jelang pelaksanaan KTT G20. Namun, politikus asal Partai Liberal itu menekankan, Australia mendukung sanksi terhadap perusahaan perorangan mana saja yang berhubungan dengan Korut.

"Tentu saja kami mendukung sanksi yang diberlakukan PBB dan kami juga memiliki sanksi sendiri terhadap entitas Korut," ungkap PM Turnbull seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (7/7/2017).

"Namun kami akan bekerja sama melalui PBB dan mengambil langkah-langkah otonom yang terukur, tapi fokus pada membawa tekanan ke Korut tanpa memicu konflik," ia menambahkan.

Pernyataan Turnbull itu merupakan klarifikasi atas ucapan Wakil PM Australia, Barnaby Joyce. Sebelumnya, Joyce menyatakan bahwa Australia akan menjatuhkan sanksi perdagangan terhadap China.

Menlu Australia Julie Bishop juga menegaskan hal serupa, Australia tidak memiliki rencana untuk menjatuhkan sanksi perdagangan terhadap China. Sementara itu, Menteri Keuangan Mathias Cormann mengatakan, yang dimaksud pernyataan Joyce adalah sanksi terhadap perusahaan perseorangan mana saja yang berurusan dengan Korut, bukan hanya perusahaan China.

Pada 4 Juli lalu, Korut kembali melakukan uji coba rudal. Menurut pejabat AS, misil yang ditembakkan merupakan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang memiliki jarak tempuh sekitar 5.500 kilometer dan mampu mencapai Alaska.

Kantor berita Korut KCNA mengutip pernyataan Kim Jong-un mengabarkan, peluncuran rudal tersebut merupakan hadiah atas perayaan Hari Kemerdekaan AS yang jatuh pada 4 Juli.

"Si kurang ajar AS tidak akan senang dengan hadiah yang kami kirimkan pada perayaan 4 Juli (Hari Kemerdekaan AS)," ujar Kim Jong-un.

Menanggapi uji coba rudal Korut tersebut, Presiden AS Donald Trump mengatakan ia mempertimbangkan "sejumlah langkah sangat serius". Selain itu, ia juga meminta negara-negara untuk memberikan tekanan kepada Pyongyang atas "perilaku buruknya".

PM Turnbull menolak berspekulasi mengenai langkah apa yang mungkin akan diambil AS, namun ia menegaskan program rudal dan nuklir Korut ilegal dan berbahaya. Ia juga mendesak China, selaku negara yang memiliki pengaruh atas Korut, untuk bertindak.

Program rudal dan nuklir Korut masuk dalam agenda pembahasan KTT G20 yang akan berlangsung pada 7 dan 8 Juli.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya