Usai Melakukan Ini, Pasangan Ditemukan Terkulai dalam Mobil

Pemerintah East Liverpool kemudian mengunggah foto-foto tersebut ke laman Facebook resmi mereka untuk menegaskan bahaya heroin.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 10 Agu 2017, 12:56 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2017, 12:56 WIB
Heroin OD
Pemerintah East Liverpool kemudian mengunggah foto-foto tersebut ke laman Facebook resmi mereka untuk menegaskan bahaya heroin. (Sumber East Liverpool Police Department)

Liputan6.com, East Liverpool - Beberapa bulan lalu, warga Ohio, Amerika Serikat geger gara-gara foto-foto pasangan yang menjadi bukti parahnya penyalahgunaan heroin di negara bagian tersebut.

Polisi setempat mengunggah gambar pasangan itu pingsan di kursi-kursi depan kendaraan SUV mereka. Di kursi belakang SUV duduk seorang anak yang masih berusia 4 tahun.

Seperti dikutip dari NBC News pada Kamis (10/8/2017), dalam peristiwa pada September 2016 itu James Lee Acord (50) dan Rhonda Pasek (47) diringkus oleh polisi East Liverpool segera sesudah pengambilan foto mengkhawatirkan tersebut.

Pemerintah East Liverpool kemudian mengunggah foto-foto tersebut ke laman Facebook resmi mereka, demikian juga dengan laporan polisi terkait. Tujuannya memperjelas bahaya akibat "racun yang kita kenal sebagai heroin."

Kutipan pernyataan laman itu antara lain berbunyi demikian, "Anak itu tidak bisa mengungkapkan pikirannya sendiri dan kami berharap agar kisah ini meyakinkan orang-orang lain untuk berpikir ulang sebelum menyuntikkan racun itu selagi mengasuh anak."

Brian Allen, direktur layanan dan keselamatan publik kota itu mengatakan bahwa anak kecil dalam peristiwa itu diserahkan kepada dinas perlindungan anak. Ternyata ia adalah cucu wanita yang teler dalam mobil, walaupun laporan awal polisi menyebutnya sebagai anak.

Menurut laporan polisi, pada Rabu sore 7 September 2016 sekitar jam 15.00 lewat sedikit, petugas patroli polisi bernama Kevin Thompson melihat ada Ford Explorer bernomor West Virginia yang dikemudikan secara asal-asalan.

Thompson sendiri sebenarnya sedang dalam kendaraan pribadi menuju tempat kerjanya. Ia kemudian keluar dari mobilnya menuju SUV tersebut. James Lee Acord ada di kursi pengemudi.

Dalam laporan polisi, Thompson dikutip menyebutkan, "Saya melihat kepalanya mengangguk-angguk ke depan dan belakang, ucapannya pun kacau. Saya juga melihat pupil mata yang mengecil."

Drama Keluarga

Rhonda Pasek (47) dan James Lee Acord (50). (Sumber East Liverpool Police Department via New York Daily News)

Sementara itu, dalam laporan lain yang dilansir NBC News disebutkan bahwa keputusan Pengadilan Columbiana County membenarkan bocah lelaki berusia 4 tahun tersebut akan diserahkan kepada kerabatnya – pasangan Lori dan Terry Lane – di Myrtle Beach , negara bagian South Carolina.

Terkait kejadian mengejutkan tersebut, Rhona Pasek – nenek bagi si bocah – saat itu didakwa dengan tindakan membahayakan seorang anak dan mabuk di muka umum.

Enam minggu sebelumnya, Pasek sebenarnya baru saja mendapat perwalian terhadap cucunya hingga ia ditangkap polisi karena teler heroin dalam SUV.

Saudara perempuan Pasek mengaku memiliki perwalian atas adik dari bocah lelaki yang ada dalam SUV. Pasek membesarkan cucu lelakinya karena putranya sendiri bermasalah dan kekasih putranya tidak bisa mengatasi itu.

Selama pertarungan perwalian dengan pihak Lane, Pasek terjerumus dalam penyalahgunaan alkohol dan masalah hukum, termasuk mabuk di muka umum pada 2008 dan perlawanan ketika diringkus serta perilaku tidak terpuji pada 2007.

Saudara perempuan Pasek mengaku tidak tahu-menahu tentang heroin.

Namun demikian, kepada NBC News, saudara perempuan Pasek mengaku merasa dipermalukan oleh pemerintah East Liverpool karena tidak memburamkan wajah saudara perempuannya dan si bocah kecil.

Sebaliknya, Brian Allen, direktur layanan dan keselamatan publik, mengatakan, tidak akan meminta maaf telah mengunggah foto tanpa pemburaman wajah.

"Sebagai pejabat publik, saya tidak bisa memburamkan catatan publik dan foto ini adalah catatan publik," ujarnya kepada NBC News. Ia juga mengakui menerima kira-kira 90 persen umpan balik dari masyarakat yang bernada mendukung dan sekitar 10 persen sisanya yang bernada negatif.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya