Bahas Krisis Rakhine, Menlu RI Bertolak ke Myanmar

Merespons krisis kemanusiaan yang terjadi menimpa warga Rohingya, Menlu RI Retno Marsudi akan bertolak ke Myanmar sore ini.

oleh Citra Dewi diperbarui 03 Sep 2017, 16:01 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2017, 16:01 WIB
Menlu RI Retno Marsudi (Dokumentasi Kemlu)
Menlu RI Retno Marsudi (Dokumentasi Kemlu)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, akan berangkat ke Myanmar sore ini. Hal tersebut merupakan respons Indonesia atas krisis kemanusiaan yang tengah terjadi di negara bagian Rakhine.

"Insya Allah, sore nanti, saya akan melakukan perjalanan ke Myanmar. Perjalanan ini adalah perjalanan yang membawa amanah bagi seluruh masyarakat Indonesia agar Indonesia dapat membantu krisis kemanusiaan ini untuk bisa segera diselesaikan," ujar Retno kepada awak media di Kementerian Luar Negeri, Minggu (3/9/2017).

"Tetapi, perjalanan saya tidak hanya membawa amanah dari masyarakat Indonesia, tetapi juga harapan dunia internasional, agar Indonesia dapat menyampaikan harapan masyarakat Internasional yang juga mengharapkan agar krisis kemanusiaan ini dapat segera diselesaikan," imbuh dia.

Menurut Retno, Indonesia adalah salah satu negara yang merespons dengan cepat pada saat gelombang kekerasan baru terjadi di Rakhine. Respons yang sama juga dilakukaan Indonesia saat krisis serupa terjadi di Rakhine pada Oktober lalu.

Berdasarkan pengamatan Retno, ia merupakan menteri luar negeri pertama yang masuk ke Myanmar dan akan mengadakan pertemuan dengan otoritas negara tersebut untuk membahas masalah yang terjadi di Rakhine.

Langkah Konkret RI untuk Myanmar

Menlu Retno yang juga mantan Duta Besar RI untuk Belanda itu menyebut, Indonesia merespons krisis yang terjadi di Rakhine tak hanya dari pesan-pesan politik, tapi juga melalui hal konkret.

"Pada saat merespons, kita tidak hanya merespons secara politik. Pada Oktober 2016, pesan-pesan politik kita sampaikan, tetapi kita juga memilih untuk melakukan sesuatu yang konkret dan betul-betul dapat dirasakan manfaatnya bagi orang orang yang mengalaminya, yaitu grass root atau masyarakat yang terkena dampak dari krisis tersebut," jelas Retno.

Perempuan kelahiran Semarang itu berharap bahwa pertemuannya dengan otoritas Myanmar dapat berlangsung sesuai dengan yang direncanakan.

"Karena sekali lagi, situasi sangat dinamis, mudah-mudahan tidak ada perubahan. Kalau pertemuan itu dapat dilakukan, maka sekali lagi, Indonesia menjadi negara pertama yang dapat langsung melakukan pertemuan dengan otoritas di Myanmar," ujar Retno.

"Kita akan berdiskusi, kita akan menyampaikan concern sudah pasti, tetapi pada saat yang sama kita juga akan bahas apa yang pemerintah Myanmar dapat dilakukan. Karena tanggung jawab ada di pemerintahan Myanmar, tetapi ada bagian di mana kita dapat membantu dan masyarakat internasional dapat membantu," imbuh dia.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya