Elon Musk Kembangkan Roket Antarbenua Berwaktu Tempuh 30 Menit

Elon Musk telah mengumumkan rencana untuk menggunakan roket yang memungkinkan penumpangnya melakukan perjalanan antarbenua dalam 30 menit.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Okt 2017, 13:05 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2017, 13:05 WIB
Elon Musk
Elon Musk (AFP)

Liputan6.com, Adelaide - Miliarder dan inovator Amerika, Elon Musk, telah mengumumkan rencana untuk mengembangkan roket yang akan memungkinkan penumpangnya melakukan perjalanan dari satu benua ke benua lainnya dalam waktu 30 menit.

Pada sebuah presentasi di Adelaide, Australia, pada 29 September 2017, Musk menampilkan video yang memperlihatkan roket lepas landas di New York dan mendarat di tempat-tempat lainnya di dunia, termasuk Tokyo dan Shanghai.

Berdasarkan keterangannya, perjalanan New York ke Shanghai bisa ditempuh dalam 39 menit, sementara dari Bangkok ke Dubai 27 menit, dan Tokyo ke New Delhi 30 menit. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (1/10/2017).

Pria yang juga menjadi CEO Tesla itu menambahkan, biaya per penumpang sama dengan tiket kelas ekonomi dalam pesawat terbang. 

Elon Musk mencatat bahwa tidak ada gangguan cuaca di luar atmosfer bumi yang bisa memperpanjang waktu perjalanan. Ia menambahkan, kalau sudah di luar, atmosfer perjalanan akan sangat mulus dan tak ada gangguan sama sekali.

"Seandainya kita bangun ini untuk pergi ke bulan dan Mars, apa salahnya kita juga membuatnya untuk perjalanan di bumi?" kata Musk.

 

Gagas Teknologi yang Hubungkan Otak dengan Komputer

Pada Maret 2017, Musk membangun start-up bernama Neuralink yang bertujuan untuk mengembangkan teknologi yang dapat menghubungkan otak dengan komputer.

Perusahaan itu akan mengembangkan teknologi "renda saraf" yang akan menanamkan elektroda kecil ke dalam otak. Teknik tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan memori atau memberikan manusia kecerdasan buatan.

Sejumlah akademisi di bidang tersebut telah mendaftar untuk bekerja di perusahaan yang didanai secara pribadi oleh Musk

Spesialis di bidang itu membayangkan bahwa adanya kemungkinan manusia dapat mengunggah dan mengunduh pikiran.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya