Liputan6.com, Xinfa - Sebuah perayaan ulang tahun sekaligus pernikahan khusus berlangsung di kota Xinfa, ibu kota provinsi Heilongjiang, China. Acara tersebut berlangsung meriah, ruangan yang digunakan pun juga dipenuhi aksesori yang indah.
Namun, ada yang menarik dari pernikahan khusus ini. Mempelai laki-laki dalam acara tersebut adalah bocah berusia empat tahun.
Dikutip dari laman AsiaOne, Minggu (5/11/2017), bocah laki-laki itu akrab dipanggil Baobao. Ia tak menikahi wanita sebaya, melainkan mengikat janji setia dengan ibunya sendiri.
Advertisement
Baca Juga
"Ibuku adalah wanita tercantik di dunia dan aku ingin bersamanya selamanya," ujar Baobao.
Ada alasan di balik pernikahan Baobao dengan ibunya sendiri. Bocah berkepala pelontos itu didiagnosa oleh dokter menderita leukemia limfatik akut sejak umur dua tahun dan kondisinya kian memburuk sejak April lalu.
Kanker darah atau leukemia adalah penyakit yang menyerang sel-sel darah putih.
Orangtua Baobao sengaja mempersiapkan pernikahan spesial untuk anaknya agar ia merasa terhibur dan bahagia.
Melihat kondisi ini, ayah bocah tersebut merasa sedih, tapi optimis bahwa anaknya mampu melewati segala rintangan.
"Kami sangat berharap bisa menghadiri pernikahannya 20 tahun kemudian," ujar ayah Baobao.
Â
Demi Anak, Ayah Ini Rela Jadi Kuda-kudaan di Jalanan
Kisah orangtua yang rela melakukan apa saja agar anaknya sembuh dari penyakit juga pernah terjadi di Hefei, China tahun 2015.
Seorang pria rela mengemis di jalanan demi mengumpulkan uang untuk pengobatan anaknya yang sakit.
Sang anak didiagnosis menderita leukemia pada tahun 2011. Dibutuhkan biaya sebesar 200.000 yuan (sekitar Rp 413 juta) untuk membayar pengobatan kemoterapi buah hatinya. Namun dia masih memiliki utang sekitar Rp 331 juta. Demikian dilansir dari laman Shanghaiist.
Saat penyakit tersebut kembali menyerang sang buah hati, pria tersebut tentu harus membayar biaya pengobatan yang lebih tinggi.
Pria itu lantas memutuskan untuk mengemis di jalanan. Dengan mengenakan topeng kuda, dia menawarkan para pejalan kaki untuk menunggangi punggungnya dengan tarif lima kuai (US$ 1 atau sekitar Rp 12 ribu) sekali naik.
Laki-laki berusia 38 tahun itu berlutut di trotoar. Di sampingnya terdapat sebuah papan pengumuman dengan foto putranya yang sakit dan permohonan untuk mendukung tujuannya.
Pria itu memperkirakan ia sering menerima beberapa ratus yuan (sekitar Rp 200 ribu) dalam sehari, kadang-kadang dermawan yang murah hati ada yang memberikan uang dalam jumlah besar.
Advertisement