Uni Eropa Teken Pakta Kerja Sama Pertahanan Bersama

Dari 28 negara anggota Uni Eropa hanya 23 yang menandatangani PESCO. Kerja sama ini akan memiliki kekuatan hukum pada Desember 2017.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 14 Nov 2017, 21:02 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2017, 21:02 WIB
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini bersama dengan para Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri Uni Eropa
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini bersama dengan para Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri Uni Eropa (AFP)

Liputan6.com, Brussels - Negara-negara Uni Eropa pada hari Senin 13 November 2017 secara resmi meluncurkan sebuah era baru dalam kerja sama pertahanan dengan sebuah program investasi militer bersama dan pengembangan proyek yang bertujuan membantu kawasan itu menghadapi tantangan keamanannya.

Terdapat 23 dari 28 negara Uni Eropa yang menandatangani proses yang dikenal dengan Kerja Sama Terstruktur Permanen atau PESCO tersebut. Inggris yang akan meninggalkan Uni Eropa pada tahun 2019 dan Denmark diketahui tidak ikut serta.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini menggambarkan peristiwa tersebut sebagai momen bersejarah dalam pertahanan Eropa.

Adapun Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel memuji kesepakatan ini sebagai "langkah besar menuju 'swasembada' dan memperkuat kebijakan keamanan dan pertahanan Uni Eropa".

Seperti dikutip dari france24.com pada Selasa (14/11/2017), pejabat Uni Eropa bersikeras bahwa ini bukan hanya kerja sama birokrasi, namun investasi riil yang akan membantu mengembangkan industri pertahanan Eropa dan memicu penelitian serta pengembangan kemampuan militer yang paling dibutuhkan kawasan ini.

 

Menyokong NATO

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini menjelaskan kesepakatan PESCO akan melengkapi tujuan keamanan NATO. Uni Eropa, menurutnya, memiliki alat untuk melawan perang hibrida yang tidak dimiliki oleh aliansi militer tersebut.

Melalui PESCO, Uni Eropa juga dapat membawa bobot politik dan keuangannya untuk menghadapi tantangan keamanan, seperti penggunaan bantuan pembangunan di Afrika, di mana NATO tidak memiliki pijakan yang nyata.

Di bawah PESCO, negara-negara Uni Eropa akan berkomitmen untuk meningkatkan pengeluaran militer, namun tidak secara khusus mematuhi garis dasar NATO -- bergerak menuju 2 persen produk domestik bruto untuk anggaran pertahanan pada tahun 2020.

Para peserta PESCO akan didukung oleh Dana Pertahanan Eropa yang nilainya mencapai lima miliar euro setiap tahunnya setelah 2020. Biaya tersebut nantinya akan dipakai untuk membeli senjata dan peralatan. Demikian seperti dilansir BBC.

PESCO diperkirakan akan memiliki kekuatan hukum pada Desember 2017.

Donald Trump telah mendesak sekutu AS di NATO untuk membelanjakan lebih banyak dana bagi pertahanan mereka sendiri dengan alasan selama ini mereka terlalu bergantung pada AS.

Intervensi militer Rusia di Ukraina pada tahun 2014 telah memicu kekhawatiran anggota Uni Eropa yang pernah menjadi bagian dari Uni Sovet.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya