Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia mengklaim, rudal yang ditembakkan oleh Yaman ke Riyadh pada 4 November lalu merupakan produk dari Iran.
"Rudal yang jatuh di Riyadh tampak merupakan buatan dari Iran. Karena ada tulisan pada rudal tersebut yang menyebut komponennya berasal dari, dikirim oleh Iran, dan dirakit kembali di Yaman. Dan kemudian ditembakkan ke Riyadh," kata Dubes Saudi untuk RI, Osama Bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi di Jakarta, Rabu (15/11/2017).
Pada 4 November, Bandara Internasional King Khalid di Riyadh, Arab Saudi, nyaris porak poranda akibat rudal Yaman yang menyasar ke wilayah tersebut.
Advertisement
Untungnya, rudal itu bisa dicegat di udara.
Kelompok Houthi yang saat ini menduduki dan mengendalikan pemerintah Yaman mengklaim serangan tersebut sebagai aksi balasan atas operasi militer Saudi yang menewaskan warga sipil di negara dengan Ibu Kota Sana'a itu.
Beberapa saat usai peristiwa itu, militer Saudi dilaporkan melakukan serangan balasan dengan menembakkan misil ke Sana'a. Kata laporan The New York Times.
Saksi di lokasi, mendengar sekitar 12 suara tembakan di dekat gedung Kementerian Pertahanan Yaman di Sana'a. Beberapa diperkirakan mengenai bangunan lain di sekitarnya.
Suara jet tempur turut terdengar di atas langit Sana'a.
"Jalan menuju Kemhan di Sana'a ditutup oleh polisi. Saya juga melihat kepulan asap dari arah tersebut," kata Ali Hassan kepada The New York Times.
Tak jelas apakah ada korban atas serangan koalisi Saudi ke Sana'a tersebut.
Terkait serangan balasan Saudi ke Yaman tersebut, Dubes Osama bin Mohammed mengatakan bahwa aksi itu telah direncanakan dan disepakati dengan koalisi.
"Terkait dengan serangan balasan yang dilakukan oleh Saudi kepada Yaman, serangan itu dilakukan atas kesepakatan dengan negara-negara koalisi di Timur Tengah dan pemerintahan Yaman yang sah (non-afiliasi Houthi)," kata Dubes Osama bin Mohammad.
Saudi Tolak Klaim Houthi
Dubes Arab Saudi untuk RI menolak klaim Houthi yang menyebut bahwa serangan tersebut merupakan aksi balasan atas operasi militer Saudi yang menewaskan warga sipil di Yaman.
"Klaim itu tidak tepat. Karena perlawanan yang dilakukan oleh Saudi tidak menggunakan metode serangan seperti Yaman. Dan serangan Saudi tidak menewaskan warga sipil," kata Dubes Osama bin Mohammed.
"Sebaliknya, serangan rudal itulah yang justru memicu serangan balasan atau pembelaan dari Saudi ke Yaman," tambahnya.
Indonesia Mengecam Penembakan Rudal Yaman ke Arab Saudi
Sejumlah masyarakat internasional mengecam penembakan rudal ke Arab Saudi oleh Yaman tersebut, termasuk Indonesia.
Melalui sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri RI yang dikeluarkan pada 10 November 2017, Indonesia dengan tegas mengecam tindakan tersebut.
"Indonesia mengecam semua tindakan yang melanggar kedaulatan dan integritas teritorial semua negara," demikian pernyataan dari Kemlu RI, seperti yang diterima Liputan6.com.
"Insiden peluncuran rudal pada 4 November 2017, yang ditargetkan ke wilayah Kerajaan Arab Saudi, merupakan ancaman bagi stabilitas, perdamaian, dan keamanan di wilayah ini dan sekitarnya, serta melanggar kedaulatan dan integritas teritorial negara tersebut."
"Krisis yang berkepanjangan di Yaman adalah bukti nyata bahwa dialog politik inklusif yang melibatkan semua pihak yang bertikai merupakan satu-satunya pilihan yang tepat. Indonesia meminta semua pihak di Yaman untuk mengesampingkan perbedaan dan duduk bersama dalam proses perdamaian yang inklusif," demikian akhir dari pernyataan tersebut.
Advertisement