Kepala LAPAN Tanggapi Petisi Kelompok Bumi Datar, Apa Isinya?

Satu tahun berlalu, Thomas kini menanggapi petisi yang dilayangkan oleh 'penganut' bumi datar. Seperti apa isi tanggapan Kepala LAPAN itu?

oleh Afra Augesti diperbarui 03 Jan 2018, 06:54 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2018, 06:54 WIB
Tanggapan Kepala LAPAN
Tanggapan Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin, mengenai bumi datar. (Facebook LAPAN)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah surat terbuka ditujukan untuk Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin pada Januari 2017.

Pengirim, yang mengatasnamakan diri 'Admin FE101 Forum' menggugat pernyataan sang astronom bahwa paham yang meyakini bumi datar (flat earth/FE) adalah "dongeng khayalan".

Petisi itu disampaikan oleh komunitas FE melalui situs web petisi Change.org dan telah mendapatkan 371 tanda tangan hingga saat ini. Beginilah isi petisi tersebut:

TANGGAPAN TERBUKA UNTUK KEPALA LAPAN: PERIHAL PERTANYAAN "PENGGEMAR DONGENG FE"

Saya sebagai bagian dari Flat Earth (FE) Community atau Komunitas Bumi Datar, ingin menanggapi dan menambahkan, bahwa :

Surat Terbuka dari Admin Boss Darling (BD), adalah surat yang berkualitas, berbobot dan terpuji. Ini adalah bentuk perwujudan dari animo Komunitas Bumi Datar, untuk menanggapi dan menjawab celotehan Ka. LAPAN via sosmed hal Flat Earth.

Surat Terbuka ini sudah disampaikan resmi oleh Boss Darling (BD) selaku pemrakarsa You Tube Channel resmi : Flat Earth 101 : Konspirasi Bumi Datar dan Admin forum FE resmi : fe101.freeforuns.net, melalui Surat resmi berkop surat FE101 kepada institusi LAPAN.

Sebagai institusi resmi negara, LAPAN harus menanggapi Surat Terbuka dimaksud. Sebagaimana Komunitas Flat Earth (FE) via FE 101 menanggapi celotehan Ka. LAPAN di media cetak dan media elektronik. Setelah kunjungan resmi beberapa rekan dari Komunitas FE ke LAPAN yang disambut langsung oleh Ka.LAPAN.

Surat Terbuka ini, adalah tantangan bagi LAPAN untuk menjawab dan membuktikan ucapan Ka. LAPAN, bahwa "Bumi Datar adalah Dongeng Sebelum Tidur yang diceritakan oleh Penggemar Flat Earth". Adalah tidak benar..!!

Dimohon bagi semua yang sepaham dengan Bumi Datar atau Flat Earth (FE), untuk membantu dan berbagi tugas dalam mempublikasikan Surat Terbuka ini kepada seluruh situs resmi Media Cetak dan situs resmi Media Elektronik yang ada di tanah air, semampu, berulang-ulang dan sebanyak-banyaknya. Juga untuk dapat membantu meringankan tugas Admin BD.

Yang demikian, sebagaimana yang Komunitas FE harapkan, Surat Terbuka ini akan menjadi Threading Topic, Snow Ball Effect n Domino Effect bagi khalayak dan atau sebagai awal pembuka jalan agar dapat terwujudnya People Power as soon as possible.

Salam Flat Earth n People Power

Satu tahun berlalu, Thomas Djamaluddin kini menanggapi petisi tersebut, Selasa (2/1/2018). Thomas angkat bicara. Secara terbuka, ia menuliskan sederet kalimat yang dituangkannya melalui situs yang sama.

"Sumber utama "Dongeng Bumi Datar" (Flat Earth, FE) adalah ketidakfahaman akan gravitasi. Konsekuensi adanya gravitasi adalah bulatnya bumi (karena gravitasi dirinya saat pembentukan tata surya), adanya planet-planet yang mengorbit matahari, adanya bulan dan satelit yang mengorbit bumi, terjaganya air laut dan seisi bumi tetap berada di permukaan bumi, terjaganya atmosfer sehingga manusia bisa bernafas dan pesawat bisa terbang dengan gaya aerodinamis, dan ... sekian banyak lagi fenomena yang menarik untuk kita pelajari. Ayo belajar fisika agar tidak tertipu dengan dongeng bumi datar (FE)."

Benarkah Bumi Sejatinya Datar, Bukan Bulat?

Teori konspirasi populer (3)
Peta Bumi datar oleh Orlando Ferguson (Sumber Wikipedia/ranah publik)

Lepas dari apa yang disampaikan forum tersebut, anggapan bahwa Bumi itu bulat sudah lama ada. Sejarah mencatat, pada Abad ke-19 penulis Inggris, Samuel Rowbotham yang mengemukakan hipotesis bahwa Bumi itu datar, mirip piring.

Kemudian, warga Inggris bernama Samuel Shenton mendirikan International Flat Earth Research Society, disingkat dengan Flat Earth Society, pada 1956. Tujuan utama Shenton adalah menjangkau anak-anak sebelum mereka terlanjur percaya bahwa Bumi itu bulat.

Ia mendapat banyak publisitas, tapi perlombaan angkasa menggerus dukungan kepadanya. Setelah meninggal pada 1971, ia digantikan oleh Charles K. Johnson, seorang pendukung bumi datar dari California.

Johnson terus meningkatkan keanggotaan organisasi hingga sekitar 3.000 orang dan meluangkan waktu bertahun-tahun untuk mempelajari teori bumi datar maupun bulat.

"Jika memang berbentuk bulatan, permukaan badan air seharusnya melengkung. Johnson telah memeriksa permukaan Danau Tahoe dan Laut Salton tanpa bisa mendeteksi lengkungan apapun."

Kelompok itu menciut pada 1990-an setelah suatu kebakaran di kantor pusatnya dan kematian Johnson pada 2001.

Jauh sebelumnya, konon, sejumlah pelaut pada masa lalu, termasuk sejumlah awak kapal penjelajahan Columbus didera kekhawatiran, mereka berlayar terlalu jauh dan jatuh dari tepian Bumi.

Teori bumi datar juga pernah dijelaskan dalam sebuah tayangan yang diunggah dalam situs berbagi video.

"Seandainya Bumi tidak bulat melainkan datar seperti piring...dengan kepadatan dan ketebalan yang tepat, hidup di tengah-tengahnya terasa sangat normal (seperti yang kita rasakan saat ini)," kata Michael Stevens, dalam serial Vsauce, seperti Liputan6.com kutip dari News.com.au.

Kehidupan akan berpusat di tengah Bumi. "Namun, jika Anda bergerak ke tepian, gravitasi di piringan Bumi tidak simetris, condong, mendorong makin kuat."

Video tersebut juga menunjukkan, apa yang bakal terjadi jika seseorang berlari menuju tepian Bumi. Rasanya seperti menaiki tangga yang teramat curam.

Mungkin tak sampai bikin mati, tapi ia pastilah amat kelelahan dan didera kekhawatiran bakal terpelanting ke belakang -- ke tengah planet manusia.

Stevens juga menyebut seseorang tak mungkin jatuh dari piringan Bumi. Berkat gaya gravitasi. Beda dengan pendukung flat earth lain yang menyebut gravitasi mitos belaka.

Dia menambahkan, ujung dunia berbentuk datar. Dekat dengan angkasa, sehingga orang yang ada di sana serasa terbang dengan pesawat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya