Pesawat Membawa 6 Penumpang Hilang di Kepulauan Bahama, Jatuh?

Otoritas aviasi mengaku kehilangan jejak atas sebuah pesawat berpenumpang 6 orang di kawasan Kepulauan Bahama, Pasifik, pada 18 Januari 2018

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 18 Jan 2018, 11:34 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2018, 11:34 WIB
Pesawat Tergelincir dan Jatuh
Ilustrasi (iStockphoto)

Liputan6.com, Bahama - Otoritas penerbangan mengaku kehilangan jejak atas sebuah pesawat berpenumpang enam orang di kawasan Kepulauan Bahama, Pasifik, pada Rabu, 18 Januari 2018 waktu setempat.

Usai laporan itu mencuat, tim pencari di lapangan mengaku menemukan sejumlah serpihan di antara dua pulau di Bahama.

Temuan itu menguatkan kemungkinan terburuk otoritas -- bahwa pesawat tersebut diduga jatuh ke laut. Demikian seperti dilansir The Washington Post (18/1/2018).

Pesawat twin-engine Piper Aztec itu tengah dalam perjalanan dari Pulau Andros ke Pulau New Providence pada pagi hari waktu setempat.

Di tengah perjalanan, pesawat itu terpantau berputar arah dan mendadak hilang dari radar otoritas aviasi di Nassau, kata Delvin Major, kepala investigasi untuk Bahamas Air Accident Investigation Department.

Sebelumnya, otoritas aviasi melaporkan kabut dan jarak pandang pendek di kawasan udara di sekitar New Providence saat pesawat itu terdaftar dan tampak di radar.

Namun, tak diketahui mengapa pesawat tersebut berputar arah.

Pesawat itu terdaftar ke sebuah maskapai penerbangan lokal, dengan pilot berkewarganegaraan Bahama.

Respons AS

Ilustrasi Penjaga Pantai Amerika Serikat, US Coast Guard (iStockPhoto)
Ilustrasi Penjaga Pantai Amerika Serikat, US Coast Guard (iStockPhoto)

Penjaga Pantai Amerika Serikat (US Coast Guard) turut merespons peristiwa itu.

USCG mengatakan bahwa awak tim helikopter pencari menemukan serpihan sekitar 8 km dekat Pulau Andros.

Setelah informasi itu dirilis, Royal Bahamas Defense Force segera merespons, pergi ke lokasi yang dimaksud oleh USCGS, dan akan memulai investigasi.

Kisah 5 Pesawat yang Hilang secara Misterius

Pesawat Tergelincir dan Jatuh
Ilustrasi Pesawat Jatuh (iStockphoto)

Dari dulu hingga sekarang, meski tragis, kecelakaan penerbangan dan pesawat kerap terjadi. Itu fakta.

Namun, yang hingga kini masih sulit untuk diterima oleh akal sehat adalah pesawat atau penerbangan yang hilang, lenyap tanpa jejak.

Beberapa kasus juga menunjukkan sejumlah pesawat yang jatuh ke laut. Namun, baik bangkai maupun puing burung besi itu tidak berhasil atau sulit untuk ditemukan. Tragedi Malaysia Airlines MH370 misalnya.

Semakin tidak masuk akal ketika di zaman teknologi aviasi kian canggih, mendeteksi pesawat yang lenyap tersebut bagaikan mencari jarum dalam tumpukan jerami.

Dari berbagai peristiwa, berikut empat kasus pesawat yang hilang secara misterius sepanjang sejarah, seperti yang Liputan6.com rangkum dari Listverse.com.

 

Antonov An-32 AU India, 2016

Pesawat Tergelincir dan Jatuh
Ilustrasi Pesawat Jatuh (iStockphoto)

Pada 22 Juli 2016, sebuah pesawat transport twin-engine Antonov An-32 milik Angkatan Udara India menghilang saat terbang di atas Teluk Benggala, bersama dengan 29 orang yang terbang bersamanya.

Kontak radar hilang pada pukul 09.12 pada 22 Juli 2016. Misi pencarian An-32 itu menjadi operasi pencarian terbesar dalam sejarah India.

Enam belas kapal, sebuah kapal selam, dan enam pesawat dikerahkan untuk membantu pencarian di dan sekitar Teluk Benggala. Pada 15 September 2016, misi tersebut dibatalkan, dan semua penumpang diduga tewas.

 

Pencurian Boeing 727-233, 2003

Pada 2003, sebuah pesawat terbang Boeing 727-233 dengan nomor pendaftaran N844AA sedang melaju pelan sepanjang landasan pacu bandara Quatro de Fevereiro di Luanda, Angola, tanpa komunikasi antara awak pesawat dengan menara pengendali.

Pesawat berukuran sedang itu kemudian lepas landas tanpa izin dan mengarah ke barat di atas Samudra Atlantik tanpa menyalakan lampu atau transponder. Pesawat itu raib hingga sekarang. FBI dan CIA menggelar pencarian ke seluruh dunia tanpa membuahkan hasil dan hingga akhirnya pencarian dihentikan.

 

Frederick Valentich dan Cessna 182L, 1978

Pesawat Tergelincir dan Jatuh
Ilustrasi Pesawat Jatuh (iStockphoto)

Seorang pilot bernama Frederick Valentich berusia 20 tahun, yang menerbangkan Cessna 182L, dilaporkan hilang saat terbang melintasi Selat Bass, di antara Pulau Tasman dan Australia, pada 21 Oktober 1978.

Menurut laporan, sesaat menjelang hilang, muncul sebuah objek terbang yang tidak teridentifikasi (UFO) di dekat pesawat yang diterbangkan oleh Valentich.

Menurut rekam komunikasi antara Valentich dengan ATC (air traffic control), pilot muda itu melaporkan tengah diikuti oleh sebuah pesawat lain. Namun, ATC menyebut kepadanya bahwa tidak ada pesawat lain selain Cessna 182L yang diterbangkan Valentich.

Namun, Valentich bersikeras melihat pesawat tersebut. Ia juga menyebut bahwa objek yang tidak teridentifikasi yang mengikutinya itu memiliki empat lampu pendaratan di bagian kaki pesawat.

Tak lama kemudian, benda terbang itu melintas di atas pesawat Valentich dengan jarak sekitar 300 meter, melakukan manuver orbit di atas Cessna 182L-nya, sambil menyinarinya dengan cahaya.

Saat kejadian tersebut, ATC meminta agar pemuda 20 tahun itu melakukan identifikasi atas UFO tersebut. Valentich merespons dengan mengatakan, "Itu bukan pesawat," sebelum transmisinya dengan ATC mendadak terganggu dengan suara benturan dan gesekan benda metal.

Beberapa detik kemudian, transmisi Valentich dengan ATC terputus. Sejak itu, pilot 20 tahun dan pesawat Cessna 182L tersebut, tak pernah terlihat lagi.

Menurut teori yang dijelaskan pensiunan pilot AU Amerika Serikat James McGaha dan penulis Joe Nickell, hilangnya Valentich murni disebabkan kecelakaan tunggal. Mereka menilai bahwa pemuda 20 tahun itu minim pengalaman, mengalami disorientasi dan ilusi penerbangan, lepas kendali, serta kemudian jatuh di lautan. Sementara cahaya yang dilihat olehnya merupakan pancaran sinar Venus, Mars, Mercurius, atau bintang Antares.

 

Flying Tiger Flight 739, 1962

Pada 16 Maret 1962, Flying Tiger Flight 739 yang terbang dari California ke Saigon hilang dari radar, bersama dengan ke-107 penumpang pesawat.

Pesawat tipe Lockheed L-1049H Super Constellation yang baru beroperasi selama 5 tahun itu terbang dari California dan singgah di Honolulu, Pulau Wake, Guam, dan Pangkalan AU Clark di Filipina, sebelum akhirnya tiba di Saigon.

Namun, 80 menit setelah landas dari Guam menuju Pangkalan AU Clark, pesawat itu mengalami putus komunikasi dengan ATC, dan sejak itu tak pernah terdengar lagi.

Sejumlah spekulasi mengenai penjelasan hilangnya Lockheed L-1049H Super Constellation itu beredar. Teori pertama menyebut bahwa burung besi itu jatuh dan tenggelam di Samudra Pasifik.

Teori lain yang lebih bemuatan konspiratif menjelaskan bahwa pesawat kargo yang dipenuhi personel dan manifes militer yang hendak menuju Saigon Vietnam itu disabotase. Hingga teori lain yang menyebut bahwa pesawat itu hilang akibat UFO.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya