Presiden Putin Dukung Bangkitnya Pendidikan Islam di Rusia

Vladimir Putin mengatakan bahwa ia mendukung bangkitnya kembali pendidikan Islam di Rusia demi menghentikan paham radikal. Benarkah?

oleh Afra Augesti diperbarui 26 Jan 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2018, 15:00 WIB
Vladimir Putin Berendam di Air Dingin
Presiden Rusia Vladimir Putin memanjatkan doa saat mengikuti perayaan Hari Epifani, di biara Nilov dekat danau Seliger, Rusia, 19/1). (Alexei Druzhinin, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan bahwa ia mendukung bangkitnya kembali pendidikan Islam di Rusia. Hal ini dinilainya sebagai cara untuk mengatasi paham radikalisasi dan pemikiran destruktif atau merusak.

Hal ini ia sampaikan dalam pertemuannya dengan ulama muslim pada Kamis.

"Islam tradisional adalah bagian integral dari budaya Rusia, dan umat muslim, tanpa keraguan apa pun, adalah komponen yang sangat penting dari masyarakat multinasional Rusia," kata Vladimir Putin seperti dikutip dari Newsweek, Kamis (25/2/2018).

Putin menambahkan, ia pasti mendukung pendidikan Islam di universitas-universitas negeri terkemuka di Rusia, menurut The Moscow Times.

"Pemikiran seperti ini, bahkan yang bersifat destruktif, hanya bisa ditangani dengan satu cara, yakni melalui gagasan lain. Itulah yang telah dikenalkan dan diajarkan kepada orang-orang di Theological Academy, yang diciptakan di sini (di Kazan) dan di akademi dan institusi pendidikan lainnya ... di Moskow, Ufa dan Kaukasus," ucapnya melanjutkan.

Dukungan Vladimir Putin disambut positif oleh klerus (rohaniawan) dalam pertemuan tersebut, meski kenyataannya sekitar 20 juta muslim Rusia masih menemui hambatan dari lingkungan sekitar mereka.

Muslim di Rusia

Aina Gamzatova
Aina Gamzatova sebagai kandidat presiden Rusia di pemilu 2018. (Gamzatova's Website)

Al Jazeera melaporkan pada Desember 2017, bahwa muslim Rusia menghadapi xenofobia yang terus meluas.

Sebanyak 27 persen muslim Rusia mengaku telah diganggu, tidak disukai, atau ditakuti. Sementara itu, 20 persen penduduk Rusia menyatakan bahwa kehadiran mereka harus dibatasi.

Aina Gamzatova, yang memimpin media Muslim terbesar di Rusia, mengumumkan pada Desember bahwa dia ingin menantang Vladimir Putin dalam pemilu Rusia 2018. Namun sepertinya, Putin masih akan memenangi kursi kepresidenan.

Pencalonan Gamzatova menarik perhatian masyarakat Muslim di wilayah Dagestan dan Kaukasus Utara, terutama karena dia menentang keras kehadiran Wahabi, yang ingin menciptakan sebuah negara terpisah di Kaukasus Utara.

"Negara kami, Rusia, adalah rumah kami, dan jika kita mengelompokkan diri kita sebagai Muslim dan Kristen atau penduduk asli Kaukasus dan Rusia, pemerintah negara kita tidak akan pernah ada," tulis Gamzatova di Facebook saat dia mengumumkan pencalonannya.

Inilah sosok Aina Gamzatova, Muslimah penantang Putin di Pilpres Rusia 2018:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya