Mengandung 'Racun', Planet Mars Tak Layak Dihuni Manusia?

Ilmuwan mengungkap bahwa tanah di permukaan Mars 'beracun' sehingga membuat mikroorganisme di sana tidak dapat hidup.

oleh Citra Dewi diperbarui 07 Jul 2017, 19:20 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2017, 19:20 WIB
Planet Mars (NASA).
Planet Mars (NASA).

Liputan6.com, Edinburgh - Bukan lagi Bulan, kini NASA mengubah fokusnya untuk melakukan pendaratan manusia di Mars. Hal itu dilakukan setelah mereka memperkirakan bahwa Planet Merah tersebut suatu saat dapat dijadikan tempat tinggal manusia -- Bumi kedua.

Menurut peneliti, Mars dahulunya merupakan planet yang memiliki air, layaknya Bumi. Berdasarkan teori para ilmuwan, hal tersebut membuat organisme dapat hidup di sana, mungkin hingga saat ini.

Namun berdasarkan studi baru yang dipublikasi di Scientific Reports, tanah di Planet Mars kemungkinan beracun bagi bakteri. Mikroorganisme apa pun yang ada di masa lalu, diperkirakan telah mati akibat racun.

Ketika pesawat angkasa luar Viking 1 dan 2 mendarat di Mars pada 1976, keduanya mendeteksi adanya zat seperti perklorat -- sejenis asam -- di tanah Mars. Temuan itu pun dibenarkan oleh Curiosity.

Dikutip dari Time, Sabtu (7/7/2017), perklorat merupakan salah satu sumber energi bagi bakteri. Selain itu, perklorat juga dapat menurunkan titik leleh air, di mana hal itu berfungsi membiarkan air berada dalam bentuk cair yang ramah bagi kehidupan.

Namun di sisi lain, perklorat juga dapat menjadi racun bagi bakteri jika terpapar radiasi ultraviolet -- yang terus-menerus terjadi di Mars.

Untuk menentukan apakah senyawa itu bagus atau buruk untuk kehidupan, mahasiswa pascasarjana dari University of Edinburgh, Jennifer Wadsworth, dan Profesor Charles Cockell, membuat Mars buatan dalam skala kecil. Mereka mengamati perkembangan bakteri bernama Bacillus subtilis di lingkungan yang kaya akan perklorat.

Setelah penelitian dilakukan, Wadsworth dan Cockell menyimpulkan bahwa "permukaan Mars mematikan bagi sel vegetatif dan membuat permukaannya tidak dapat dihuni."

Namun ada kemungkinan bahwa di beberapa wilayah permukaan Mars, bakteri itu dapat bertahan. Saat bakteri itu berada dalam suhu 25 derajat Celcius, bakteri dengan mudah mati. Namun saat suhu berada di 4 derajat Celcius, kematian bakteri berkurang hingga sepuluh kali lipat.

Di Mars sendiri, suhu terpanas bisa mencapai 22 derajat Celcius. Namun suhu rata-rata planet itu amat dingin, yakni minus 55 derajat Celcius.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya