Liputan6.com, Guiyang - Seorang pria paruh baya asal China dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya setelah mengalami sakit kepala parah dan mual selama setengah tahun. Dokter pun terkejut ketika menemukan 30 telur cacing pita berada di dalam otak pria bernama Wu itu. Bahkan, beberapa di antaranya ada yang berdiameter 1 cm.
Sejumlah ahli meyakini, cacing pita yang berasal dari babi itu berada di dalam otak Wu setelah pria tersebut mengonsumsi daging babi yang tak matang dengan sempurna.
Hasil pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) memperlihatkan puluhan telur cacing pita memenuhi otak Wu. Telur tersebut membuat Wu mengalami hidrosefalus atau penumpukan cairan pada rongga otak.
Advertisement
Dikutip dari Daily Mail, Kamis (8/3/2018), pria berusia 46 tahun asal Guizhou, China itu kemudian didagnosis mengalami neurocysticercosis -- sistem saraf pusat yang terinfeksi larva cacing pita, yang gejalanya berupa sakit kepala dan muntah.
Baca Juga
Wu menjelaskan kepada dokter bahwa ia sebelumnya telah mengonsumsi daging mentah.
Untuk mengeluarkan telur dan larva cacing pita dari otaknya, Wu harus menjalani craniotomy, atau pembedahan otak yang dilakukan dengam mengangkat sebagian kecil tulang tengkorak.
"Beberapa larva terlihat bergerak di dalam telur," ujar Dr Yang Ming dari Affiliated Hospital of Guizhou Medical University.
Yang mengatakan bahwa telur-telur tersebut tersebar di otak Wu. Ia pun harus berhati-hati agar tak memecahkan telur itu selama operasi.
Setelah operasi, Wu menjalani perawatan intensif dan dijadwalkan akan menerima penganan lanjutan untuk membunuh seluruh cacing pita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ngeri, Ada Cacing Pita 2,8 Meter di Tubuh Orang Singapura Ini
Seekor cacing pita sepanjang 2,8 meter ditemukan di dalam tubuh orang sehat yang sebelumnya tak menunjukkan gejala medis apapun. Kasus itu tercatat di Departemen Mikrobiologi, Singapore General Hospital, Singapura pada 2016 lalu.
Seperti dilansir Straits Times, cacing itu bahkan melebih tinggi badan inangnya.
Saking panjangnya, cacing yang kini telah dikeluarkan dari tubuh inangnya itu, harus dilipat sebanyak 18 kali agar bisa ditangkap oleh mata kamera.
Kendati demikian, pasien yang menjadi inang cacing itu tak menunjukkan tanda atau gejala apapun yang mengindikasikan bahwa ada hewan parasit di dalam tubuhnya.
"Barulah pasien itu merasa ngeri ketika cacing itu ditarik keluar dari lubang duburnya," kata Profesor Hsu Li Yang, spesialis penyakit menular di Singapura yang memahami kasus tahun 2016 silam itu.
Mengomentari kasus 2016 itu beserta kasus lain yang serupa, Hsu mengatakan bahwa hal tersebut merupakan contoh dari orang yang terinfeksi cacing parasit akibat sering mengonsumsi makanan atau daging mentah atau yang dimasak setengah matang.
Lebih lanjut, Hsu juga yakin bahwa parasit 2,8 meter dalam tubuh pasien Singapura 2016 itu jelas merupakan cacing pita, karena 'tidak ada parasit lain yang mampu hidup di tubuh manusia sedemkian lama dan panjang.'
"Sekarang pertanyaannya, jenis cacing pita apa itu. Informasi itu akan membantu menjawab bagaimana si pasien mendapatkan parasit semacam itu," tambahnya.
Seekor cacing pita dewasa memiliki kepala, leher dan rantai segmen yang disebut proglottida(s). Selama menjadi parasit, kepala cacing pita itu menempel pada dinding usus, dan proglottida tumbuh serta menghasilkan telur.
Advertisement