Ini Penampakan Cacing yang Menggeliat di Perut Penggemar Sushi

Popularitas sushi bisa berujung risiko serius: infeksi cacing parasit yang bisa mematikan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 13 Mei 2017, 20:40 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2017, 20:40 WIB
Cacing ini ditemukan di perut penggemar sushi
Cacing ini ditemukan di perut penggemar sushi (BMJ Case Report)

Liputan6.com, Lisbon - Dulu, banyak orang merasa aneh jika makan ikan mentah, misalnya dalam bentuk sushi atau sashimi. Belakangan, meningkatnya popularitas makanan Jepang itu meroket. Orang dewasa hingga anak-anak kian menggemarinya.

Namun, para dokter memperingatkan, popularitas sushi bisa berujung risiko serius: infeksi cacing parasit yang bisa mematikan.

Ikan mentah bisa mengandung cacing kecil, yang bisa masuk dalam usus manusia yang memakannya. Kondisi tersebut dikenal sebagai anisakiasis -- penyakit yang disebabkan oleh cacing dari family Anisakidae terutama Anisakis sp -- yang bisa menyebabkan sakit perut parah, muntah dan demam.

Dalam kasus yang lebih parah, hal yersebut dapat menyebabkan reaksi anafilaksis -- di mana parasit memicu detak jantung yang tidak menentu dan gagal napas pada penderitanya, yang bisa berakibat fatal.

Sampai saat ini, kasus di negara-negara Barat jarang terjadi karena kebanyakan ikan dan makanan laut dikonsumsi setelah dimasak -- proses yang membunuh cacing yang ada di dalamnya. Namun, kian populernya sushi telah memicu sejumlah kasus di rumah sakit di seluruh Eropa.

Dalam insiden terakhir, seorang pria Portugis berusia 32 tahun mengalami penderitaan selama seminggu setelah makan irisan ikan mentah dari sebuah restoran Jepang.

Ketika dokter melakukan prosedur endoskopi --memasukkan sebuah tabung panjang yang dilengkapi kamera -- di tenggorokannya, mereka menemukan sejumlah larva putih menggeliat yang masuk ke lapisan usus pasien.

Gemar makan sushi bisa memicu infeksi cacing parasit yang bisa mematikan (BMJ Case Report)

Cacing itu kemudian dibersihkan dengan menggunakan jaring khusus, pria tersebut akhirnya pulih.

Dalam jurnal medis BMJ Case Reports, para dokter di Lisbon yang merawat pasien memperingatkan paramedis lain -- jika mereka menjumpai pasien dengan keluhan sakit, mual, muntah dan komplikasi lainnya seperti obstruksi usus dan pendarahan -- tanyakan apakah ia baru menyantap sushi.

4 jenis sushi ini sanggup bikin kamu seketika ngidam!

"Karena perubahan kebiasaan makan, anisakiasis menjadi penyakit yang berkembang di negara-negara Barat, yang patut dicurigai pada pasien dengan riwayat konsumsi ikan mentah atau tak dimasak," kata Dr Joana Carmo, ahli gastroenterologi di Hospital of Egas Moniz di Lisbon, Portugal, seperti dikutip dari Telegraph, Sabtu (13/5/2017).

"Pasien dapat memiliki gejala alergi. Gejala gastrointestinal meliputi sakit perut, mual dan muntah dan komplikasi seperti pendarahan pencernaan, obstruksi usus, perforasi dan peritonitis juga bisa terjadi."

Kebanyakan orang percaya bahwa sushi adalah makanan bergizi rendah kalori, namun sejumlah penelitian menunjukkan, hidangan lezat itu sebenarnya bisa buruk bagi Anda.

Sebuah studi mengungkapkan bahwa orang yang secara teratur makan sushi bisa berisiko tinggi terkena penyakit jantung.

Penelitian terbaru juga menemukan bahwa makan banyak sushi membuat orang terancam terkena kadar merkuri yang berbahaya, yang dapat menyebabkan penyakit jantung, masalah dengan perkembangan sistem otak dan saraf, juga penurunan kinerja kognitif.

Gambar x-ray penikmat sashimi.terinfeksi cacing pita. (Youtube)

Sebelumnya, cinta seorang pria China pada sushi dan sashimi nyaris membunuhnya. Sebab, gara-gara itu, seluruh tubuhnya dipenuhi cacing pita.

Suatu hari, pria yang tak disebut namanya itu memeriksakan diri ke dokter. Ia mengeluhkan sakit luar biasa di perutnya dan gatal di seluruh kulitnya.

Dokter yang melakukan pemindaian pada tubuh pasien, menemukan kodisi horor: cacing pita memenuhi badan pria tersebut setelah ia kebanyakan makan sashimi -- makanan ala Jepang berupa irisan daging ikan mentah.

Dokter yakin, ikan mentah yang dikonsumsi penderita telah terkontaminasi. Pasien akhirnya dirawat di Guangzhou No. 8, Rumah Sakit Rakyat di Provinsi Guandong di China timur.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya